SOLOPOS.COM - Kepala Desa Celep, Agus Woyo, menyerahkan burung hantu dan rubuhanya kepada perwakilan kelompok tani untuk dikembangbiakan di areal persawahan Celep, Kedawung, Sragen, Selasa (12/4/2022). (Istimewa/Pemdes Celep)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Desa (Pemdes) Celep, Kecamatan Kedawung, Sragen, menambah populasi burung hantu jenis Tyto Alba di areal persawahan seluas 275 hektare. Pemdes Celep mengalokasikan anggaran Rp36 juta dari dana desa (DD) tahap I 2022 untuk pembelian 12 ekor burung hantu dan pengadaan 12 rumah burung hantu (rubuha).

Sekretaris Desa (Sekdes) Celep, Sumadi, menyebut dengan penambahan itu burung hantu jenis serak jawa itu maka populasina di Celep mencapai 31 ekor. Empat ekor di antaranya yang sudah beranak.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Banyak petani Celep yang sudah merasakan manfaat Tyto alba. Hasil panen bisa maksimal lagi karena hama tikus turun sampai 50% lebih. Pada musim tanam kedua juga aman, hama tikus bisa terkendali. Kami menambah populasi burung hantu itu karena lebih efektif dalam membasmi tikus. Rp36 juta itu mendapat 12 paket burung hantu beserta rubuhanya,“ ujar Sumadi.

Baca Juga: Sukses Basmi Tikus, Pemdes Karangpelem Sragen Tambah 28 Burung Hantu

Dia menyebut ada empat burung yang beranak di rubuha masing-masing. Dengan banyaknya burung hantu itu, ujar dia, hama tikus turun sampai 50%. “Biasanya kalau lewat pematang itu masih melihat bangkai tikus yang sudah dimakan burung hantu. Belakangan sudah tidak banyak bangkai tikus. Sekarang juga sudah jarang tikus mati yang dibuang ke jalan yang terlindas ban mobil atau kendaraan lain,“ kata dia.

Celep memiliki 10 kelompok tani dengan luasan sawah 275 hektare. Produktivitas padi sekarang sudah maksimal sampai 2,5 ton per patok.

Camat Kedawung, Sragen, Nugroho Dwi Wibowo, mengatakan ada dua desa yang membudidayakan burung hantu sebagai hewan predator tikus. Selain keduanya, menyusul tiga desa lainnya, yakni Mojodoyong, Wonorejo, dan Kedawung.

Baca Juga: Inilah 6 Kekuatan Super Burung Hantu yang Dilindungi 12 Desa di Klaten

“Masing-masing desa sudah mengalokasikan dana desa Rp35 juta-Rp40 juta untuk pengadaan burung hantu dan rubuhanya. Mereka belajar ke Sukoharjo dalam pengembangiakan burung hantu. Laporan yang saya terima serangan tikus di tiga desa itu masih banyak sehingga pemdesnya berinisiatif untuk pengadaan burung hantu,“ jelasnya.

Dia mengatakan para petani di tiga desa itu selama ini hanya melakukan gropyokan secara berkala untuk membasmi tikus. “Kami memang mengajak para poktan untuk belajar pengembangbiakan burung hantu. Kadang-kadang mereka mau keluar dana untuk mendukung program itu. Poktan antusias karena mereka sudah menempuh berbagai cara untuk basmi tikus. Mereka penasaran ingin mencoba dengan burung hantu. Dengan banyaknya tikus itu harga lelangan sawah juga turun,“ ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya