SOLOPOS.COM - Seratusan warga menggelar aksi dengan memasang patok di jalan desa di perbatasan Klaten-Gunungkidul, Gantiwarno, Klaten, Jumat (2/2/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kepala Desa (Kades) Ngandong, Gantiwarno, Klaten, Kunto Widyatmoko, mengatakan pembongkaran portal untuk menghalangi truk uruk tol dari dan ke lokasi tambang di Gunungkidul yang berbatasan dengan wilayah itu sudah terjadi beberapa kali.

Seperti diinformasikan sebelumnya, portal berupa patok dari cor yang dibuat warga saat demo di jalan Desa Ngandong pada Jumat (2/2/2024) dibongkar oleh sekelompok orang menggunakan alat berat pada Sabtu (10/2/2024).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pembongkaran portal itu membuat warga berang karena hingga portal dibongkar itu tuntutan yang disampaikan warga saat demo belum dipenuhi oleh penambang. Warga menuntut agar penambang memenuhi janji yang sudah disepakati sebelumnya seperti kompensasi dan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat aktivitas penambangan.

Lokasi penambangan itu berada di Gunungkidul, namun truk pengangkut material hasil tambang itu tiap hari lalu lalang melintasi Desa Ngandong hingga mengakibatkan infrastruktur rusak. Terakhir, talut jalan longsor menimpa rumah warga pada akhir awal Januari 2024.

Sebelum portal dibongkar, Kunto mengaku menerima surat yang diantarkan oleh perwakilan perusahaan pertambangan tanah uruk tol yang berlokasi wilayah Gunungkidul. Surat tertanggal 9 Februari 2024 itu dia terima pada 10 Februari 2024 sekitar pukul 10.00 WIB.

Sekitar pukul 12.00 WIB, patok dibongkar menggunakan ekskavator. Warga tak terima portal itu dibongkar lantaran tuntutan warga belum terealisasi. “Tidak ada mediasi atau percakapan dan rembukan apa pun [sejak patok cor dipasang di ruas jalan desa hingga kini],” kata Kunto.

Menurut Kunto, perusakan portal yang dipasang warga di Ngandong, Gantiwarno, Klaten, yang berbatasan dengan Gunungkidul itu bukan kali pertama terjadi. Kunto menjelaskan sebelum dia menjabat Kades Ngandong pada September 2023, ada portal yang dipasang di ruas jalan desa Ngandong untuk membatasi lalu lintas truk pengangkut material uruk.

Namun, portal dari bambu itu kemudian dirusak sekelompok orang. Kemudian pada 12 November 2023, pemerintah desa bersama warga memasang portal menggunakan besi di ruas jalan desa. Baru sehari dipasang, portal dirusak lagi oleh sekelompok orang. Perusakan itu sudah dilaporkan ke Polres Klaten.

Warga Dapat Dukungan dari Bupati

Kunto menjelaskan pemasangan portal di ruas jalan desa itu dilatarbelakangi tuntutan warga belum dipenuhi oleh penambang. Sebelum ada pemasangan portal pada November 2023, ada pertemuan dengan perwakilan penambang.

“Tambang sudah berjalan kurang lebih 1,5 bulan setelah demo yang dulu, tetapi [kompensasi] yang diberikan hanya sebulan. Saya serahkan ke warga diterima atau tidak, akhirnya warga sepakat tidak diterima. Itu yang datang berembuk bukan penambangnya langsung tetapi menyuruh kuasa hukumnya,” kata Kunto.

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, menegaskan bakal membantu warga di wilayah Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, yang terdampak aktivitas pertambangan tanah uruk tol di wilayah Gunungkidul, DIY, yang berbatasan dengan wilayah tersebut.

Mulyani bahkan langsung mengerahkan aparat untuk mendampingi warga ketika mendengar soal portal cor yang dipasang warga untuk menghalangi truk tambang agar tidak lewat dibongkar paksa oleh sekelompok orang. Mulyani kecewa dengan penambang yang nekat beroperasi padahal belum menepati janji-janji dan kesepakatan mereka dengan warga.

“Saya sangat kecewa kenapa penambang atau swasta ini sangat nekat. Kenapa mereka tidak beretika? Kan itu melintasi wilayah lainnya. Warga setempat menolak karena mereka [penambang] tidak membayar komitmen serta kesepakatan yang sudah dibuat,” kata Mulyani saat ditemui wartawan di Pemkab Klaten, Senin (12/2/2024).

Mulyani menegaskan akan mengerahkan aparat untuk membantu warga yang terdampak kegiatan pertambangan material uruk tol tersebut. Dia juga mendukung aksi warga yang menutup akses keluar-masuk truk pengangkut material uruk tol hingga komitmen penambang dengan warga dipenuhi.

“Makanya saya akan mengerahkan aparat untuk membantu warga di sana. Saya kecewa dan saya sangat mendukung warga yang beraksi keras karena memang kerjasamanya tidak dipenuhi,” jelas Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya