Soloraya
Sabtu, 7 Juli 2012 - 10:08 WIB

PPDB: Sekolah Negeri di Wonogiri Perpanjang Masa PPDB

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

ILUSTRASI (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI-Mayoritas sekolah negeri di Wonogiri, SMP, SMA dan SMK masih akan membuka kembali Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2012/2013. Karena kuota siswa belum terpenuhi.

Advertisement

Data di Bidang SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri yang diperoleh Solopos.com, Jumat (6/7/2012), sekolah negeri yang tak terpenuhi kuota mencapai lebih dari 50%.

Seperti di SMP tercatat sekitar 56% sekolah negeri atau 42 sekolah dari 75 sekolah belum terpenuhi kuota siswa barunya. Kondisi serupa juga dialami di tingkat SMKN yang mencapai 57,14% karena dari tujuh SMKN hanya tiga yang pendaftarnya melebihi kuota. Yakni di SMKN 1 Wonogiri dari kuota 396 siswa jumlah pendaftar mencapai 639 orang, SMKN 2 Wonogiri kuota berjumlah 416 anak jumlah pendaftar sebesar 664 orang dan SMKN 1 Bulukerto memiliki kuota 228 siswa jumlah pendaftar mencapai 334 orang.

Di tingkat SMA dari 10 SMAN hanya SMAN 1 Baturetno yang jumlah pendaftarnya melebih kuota, yakni kuota 320 siswa jumlah pendaftar 379 orang. Sembilan SMAN yang lain atau 90% kuotanya tidak terpenuhi. Di SMAN 3 Wonogiri, menurut Wakasek Kehumasan, Amiko Quinamo, kuota siswa baru sebanyak 320 anak reguler ditambah 24 untuk prigram CI-BI, jumlah pendaftarnya hingga penutupan Kamis berjumlah 189 orang atau kurang 155 orang.

Advertisement

Hal sama disampaikan Kepala SMAN 1 Pracimantoro, Sumarman. Menurutnya, jumlah pendaftar sebanyak 184 orang sedangkan kuotanya 224 anak. “Jadi masih kekurangan 40 calon siswa ditambah lagi 24 siswa untuk kelas program baru.”

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, H Siswanto didampingi Kasi Kurikulum Bidang SMP/SMA, Sutardi saat ditemui Espos menyatakan, pihaknya telah memanggil para pengelola sekolah yang tak terpenuhi kuota. “Bagi sekolah negeri yang belum terpenuhi kuota diperbolehkan membuka pendaftaran lagi hingga hari pertama masuk sekolah.”

Mantan Kabid SMP dan SMA Disdik Wonogiri ini menduga, faktor utama kekurangan pendaftar adalah terlalu percaya dirinya para pengelola SMA. “Bisa dilihat di baliho atau spanduk yang tertempel di pinggir jalan. Sangat sedikit SMA yang memasang, justru SMK dan sekolah swasta yang proaktif.”

Advertisement

Salah seorang orangtua siswa, Ari Purnomo menyatakan, dirinya tak menyekolahkan anaknya ke jenjang SMA karena takut biaya tinggi ke perguruan tinggi. “Anak saya mendaftar di SMK karena jika lulus sudah memiliki keterampilan dan bisa bekerja. Orang hidup yang dituju adalah mendapatkan pekerjaan sehingga tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi. Apalagi melanjutkan perguruan tinggi bisa dilakukan saat bekerja.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif