Soloraya
Minggu, 8 Juli 2018 - 14:00 WIB

PPDB SMAN Klaten, Petugas Datangi Rumah Calon Siswa Ber-SKTM

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> &ndash; Pengelola sekolah di Kabupaten Klaten mengebut <a title="Kolam Renang Brondong, Wisata Air di Kawasan Rawan Kekeringan Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180704/493/926074/kolam-renang-brondong-wisata-air-di-kawasan-rawan-kekeringan-klaten">verifikasi calon siswa</a> dari keluarga miskin (gakin) yang mendaftar menggunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau surat keterangan tidak mampu (SKTM) PPDB SMA 2018 di Klaten. Verifikasi dilakukan dengan mendatangi rumah masing-masing calon siswa gakin.</p><p>Berdasarkan data yang dihimpun pada <em>jateng.siap-ppdb.com</em>, Sabtu (7/7/2018), pendaftar yang berstatus sebagai calon siswa miskin menyebar di 15 SMA negeri.</p><p>Dari belasan sekolah itu, jumlah pendaftar berstatus calon siswa miskin terbanyak di SMAN 1 Cawas sebanyak 227 orang dengan rincian 187 orang jurusan MIPA dan 40 orang jurusan IPS. Menyusul SMAN 1 Wonosari sebanyak 220 siswa gakin rinciannya 166 jurusan MIPA dan 54 jurusan IPS.</p><p>Sementara itu, masih ada sejumlah SMA negeri di Klaten yang <a title="Jelang Iduladha, Harga Jual Sapi di Klaten Merangkak Naik" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180706/493/926356/jelang-iduladha-harga-jual-sapi-di-klaten-merangkak-naik">jumlah pendaftar</a> minim atau belum memenuhi kuota. Kondisi itu seperti di SMAN 1 Wedi yang hanya menerima total pendaftar 25 orang dari pagu 288 siswa. Pendaftar di SMAN 1 Karangdowo sebanyak 112 orang dari pagu 360 siswa.</p><p>Kepala SMAN 1 Cawas, Sahana, mengatakan sudah membentuk petugas verifikasi. Mereka sudah bertugas memastikan masing-masing calon siswa layak masuk kategori miskin sejak Jumat (6/7/2018) dan dirampungkan sebelum pengumuman pada Rabu (11/7/2018).</p><p>Soal kriteria layak atau tidaknya calon siswa masuk kategori miskin, Sahana mengatakan sulit jika penentuan menyesuaikan standar kategori miskin yang sudah ada.</p><p>&ldquo;Kriteria miskin seperti apa kan kalau menggunakan standar yang sudah ada susah, seperti lantai tanah dan sebagainya. Ya saya menugaskan silakan cari normatif dengan pertimbangan berbagai kelayakan,&rdquo; kata Sahana saat dihubungi <em>solopos.com</em>, Sabtu.</p><p>Ketua MKKS SMA di Kabupaten Klaten, Kawit Sudiyono, mengatakan sudah ada instruksi dari tingkat provinsi agar masing-masing pengelola sekolah memverifikasi calon siswa miskin.</p><p>&ldquo;SKTM tetap harus diverifikasi. Penyelesaiannya dengan standar yang sudah ada sementara masing-masing sekolah menyesuaikan,&rdquo; kata Kawit yang juga Kepala SMAN 1 Klaten.</p><p>Kawit menjelaskan calon siswa miskin yang mendaftar di SMAN 1 Klaten sudah diverifikasi dengan <a title="Sampai Juli, 19 Desa Klaten Belum Cairkan Dana Desa Tahap I" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180705/493/926192/sampai-juli-19-desa-klaten-belum-cairkan-dana-desa-tahap-i">mengirimkan petugas</a> ke rumah masing-masing calon siswa. Namun, ada penyesuaian terkait standar calon siswa masuk kategori dari gakin.</p><p>&ldquo;Kalau menggunakan standar keluarga tidak mampu seperti lantai tanah dan lain-lain kondisi sekarang sudah sangat jarang ditemui. Kami pandang saja, kalau kelihatannya tidak layak ya orang tua kami panggil ke sekolah,&rdquo; urai dia.</p><p>Hasil verifikasi di SMAN 1 Klaten yakni sekitar tujuh pendaftar mencabut berkas SKTM dan mereka masuk kategori pendaftar umum. Verifikasi lanjutan bakal dilakukan untuk memastikan para pendaftar menyertakan SKTM dipastikan masuk kategori miskin.</p><p>&ldquo;Verifikasi lanjutan dilakukan yang lebih detail lagi. Kalau memang masih ditemukan lagi dan diterima, ya terpaksa kami keluarkan dari sekolah,&rdquo; katanya.&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif