Solopos.com, BOYOLALI -- Bangsal Brotowali II yang khusus merawat pasien positif Covid-19 di Boyolali, hingga Senin (15/3/2021) masih kosong. Total, tingkat keterisian bangsal khusus Covid-19 di Boyolali hingga kemarin hanya sekitar 34%.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan per Senin kemarin kasus konfirmasi positif Covid-19 di Boyolali sebanyak 5.791 kasus.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Dari jumlah tersebut, 5.397 pasien Covid-19 di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Untuk kasus yang masih dirawat ada 39 pasien Covid-19 dan kasus isolasi mandiri ada 132 orang. Sedangkan kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia ada 223 orang.
Baca juga: Sejumlah Sekolah di Boyolali Sudah Ajukan Izin Pembelajaran Tatap Muka
Berdasarkan data tersebut, dia mengatakan jumlah kasus positif Covid-19 di Boyolali sudah semakin menurun. Begitu juga dengan tingkat keterisian bangsal Covid-19 di Boyolali.
"Dulu keterisian bangsal Covid-19 itu bisa lebih dari 75%. Sekarang menurun hingga di bawah 50%. Sekarang persentase terakhir tinggal 34%," kata dia kepada wartawan, Senin.
Kapasitas Bangsal Khusus Covid-19
Sementara itu, berdasarkan data per 14 Maret 2021, bangsal Brotowali I di RSUD Pandan Arang Boyolali dengan kapasitas 20 hanya terisi 4 pasien Covid-19. Bangsal Mpu Kanwa, dari kapasitas 22 terisi 18 orang. Sedangkan bangsal Brotowali II dari kapasitas 36 belum ada pasien Covid-19 lagi.
Baca juga: Guru di Boyolali Menjadi Prioritas Vaksinasi Covid-19 Selanjutnya
Sedangkan untuk bangsal Eidelweis di RSUD Waras Wiris Boyolali dari kapasitas 16 terisi 2 pasien positif Covid-19. Di bangsal Bisma RSU Hidayah Boyolali dari kapasitas 18 terisi 4 pasien.
Kemudian di PKU Aisyiyah Boyolali dari kapasitas 17 terisi 15 pasien. Di RSU Indriati dari kapasitas 5 terisi 2 pasien dan di RSU Umi Barokah, dari kapasitas 4 terisi 1 pasien Covid-19.
Menurut Ratri, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah terus diperpanjang ini diharapkan semakin memberi dampak positif untuk penurunan kasus positif Covid-19, khususnya di Boyolali.
"Dari yang sudah berjalan, PPKM ini memiliki dampak cukup besar untuk menurunkan kasus Covid-19 di Boyolali," kata dia.
Baca juga: Dari Aminah Jadi Amin, Ini Kronologi Warga Boyolali Alami Perubahan Alat Kelamin