Soloraya
Rabu, 15 Juni 2022 - 09:48 WIB

PPNI Sukoharjo Perjuangkan Tenaga Honorer Jadi CPNS dan PPPK

Magdalena Naviriana Putri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Sukoharjo, di Hotel Tosan Sukoharjo, Selasa (14/6/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Ketua Pengurus Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten Sukoharjo, Agus Setyawan, mengharapkan kesejahteraan perawat meningkat melalui pengangkatan Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK) dan CPNS tenaga kesehatan.

“Kami masih ada PR [pekerjaan rumah] baik di bidan maupun perawat karena masih ada tenaga honorer. Jadi PR kami memperjuangkan mereka, supaya dapat terangkat dengan status PPPK atau CPNS,” jelasnya seusai kegiatan pelantikan Pengurus DPD PPNI di Hotel Tosan, Sukoharjo, Selasa (14/6/2022).

Advertisement

Menurutnya, secara keseluruhan tingkat kesejahteraan perawat di institusi yang besar sudah memenuhi standar Upah Minimum Regional (UMR). Namun, pihaknya menyebut standardisasi gaji perawat itu idealnya tiga kali UMR.

“Jumlah perawat di Sukoharjo ada 2.869 perawat yang tersebar di 14 komisariat, 9 rumah sakit, satu klinik dan tiga di kawedanan. Dari jumlah tersebut, tenaga honorer ada sekitar 246 perawat, sementara PNS ada sekitar 400-500 perawat, sisanya bekerja di fasyankes swasta,” jelasnya. Dia menambahkan perawat di fasyankes swasta tidak termasuk dalam kelompok honorer karena telah masuk dalam kepegawaian swasta.

Advertisement

“Jumlah perawat di Sukoharjo ada 2.869 perawat yang tersebar di 14 komisariat, 9 rumah sakit, satu klinik dan tiga di kawedanan. Dari jumlah tersebut, tenaga honorer ada sekitar 246 perawat, sementara PNS ada sekitar 400-500 perawat, sisanya bekerja di fasyankes swasta,” jelasnya. Dia menambahkan perawat di fasyankes swasta tidak termasuk dalam kelompok honorer karena telah masuk dalam kepegawaian swasta.

Sementara ditanya terkait program kerja pihaknya menargetkan kedekatan tenaga kesehatan khususnya perawat dan bidan dengan pemerintahan. Hal itu, lanjutnya, berkaitan dengan sinergi membangun kesehatan di Kabupaten Jamu.

Baca juga: Keroyok Kakek dan Cucu di Dekat RSUD Sukoharjo, 3 Pemuda Dibekuk Polisi

Advertisement

“Yang hadir ada dari bidan dan dari perawat se-Kabupaten Sukoharjo, perwakilan masing-masing [fasyankes] ada lima perawat. Total peserta sekitar 260. Kami mengundang dari Forkopimda [forum komunikasi pimpinan daerah], dari rumah sakit se Kabupaten Sukoharjo, kepala puskesmas Sukoharjo dan organisasi profesi Sukoharjo, termasuk pengurus Kabupaten lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua IBI Kabupaten Sukoharjo, Siti Fatonah, berharap bidan di Sukoharjo dapat diterima melalui PPPK maupun CPNS sehingga lebih terjamin kualitas hidupnya sehingga bisa bekerja lebih baik dan kompeten.

Baca juga: Operasi Patuh Candi di Sukoharjo Sasar Balap Liar hingga Knalpot Brong

Advertisement

“Jumlah bidan di Sukoharjo hampir 800an, kami masih punya 47 bidan yang belum terangkat PNS atau PPPK jadi statusnya masih honorer. Dari 800 itu ada yang sudah PPPK dan PNS. Sisanya 47 tadi yang belum terangkat,” jelasnya saat ditemui di lokasi kegiatan.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, berharap perawat dan bidan tetap semangat menjalankan tugasnya, Selasa.

“Harapan kami perawat dan bidan ini garda terdepan kami. Kemarin dalam penanganan Covid-19 saya anggap sukses luar biasa. Dengan kerja keras mereka Sukoharjo saat ini menjadi level satu. Perawat the best bidan the best,” jelasnya saat ditemui usai kegiatan.

Advertisement

Baca juga: Gercep, DPP Sukoharjo Siapkan 40 Personel untuk Program Vaksinasi PMK

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif