Soloraya
Selasa, 31 Januari 2023 - 19:50 WIB

Prajurit TNI Klaten Gugur di Papua, Ini Permintaan Terakhirnya kepada Sang Ayah

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karangan bunga memenuhi rumah duka Pratu Ferdian Dwi Sukma, di Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Selasa (31/1/2023). Pratu Ferdian meninggal dalam insiden jembatan putus di Papua. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Prajurit TNI asal Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten, Pratu Ferdian Dwi Sukma, 25, yang gugur dalam insiden jembatan putus di Papua dikenal sebagai sosok penyayang keluarga. Ferdian baru-baru ini memberangkatkan ibunya umrah ke Tanah Suci.

Ferdian menjadi prajurit TNI sejak 2017. Putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Mayor Inf Surnedi-Hastuti Handayani merupakan lulusan SMAN 1 Ceper. Ibunda Ferdian, Hastuti Handayani, mengatakan baru sekitar dua pekan ini dia berada di rumah setelah pulang umrah dari Tanah Suci.

Advertisement

Hastuti berangkat menjalankan ibadah umrah pada 28 Desember 2022. Hastuti berangkat umrah karena permintaan Ferdian. Sepulang bertugas menjadi anggota Satgas di Papua pada 2018, Ferdian memberikan uang Rp30 juta kepada Hastuti untuk biaya umrah.

Namun, Hastuti baru bisa berangkat umrah pada 2022 lantaran sebelumnya ada pandemi Covid-19. “Alhamdulillah, amanah putra saya sudah saya laksanakan. Bahkan, dia janji pulang dari Papua suruh mendaftarkan ayahnya,” kata ibunda prajurit TNI yang gugur di Papua itu saat ditemui Solopos.com di rumah duka di Troketon, Klatem, Selasa (31/1/2023).

Ayah Ferdian, Mayor Inf Surnedi, mengatakan putra keduanya tersebut merupakan sosok yang ramah, humoris, serta mudah bergaul. Sejak kecil, Ferdian sudah bercita-cita menjadi prajurit TNI.

Advertisement

Saat Surnedi bertugas sebagai Komandan Kompi siswa dan memberikan orientasi bagi prajurit baru, Ferdian kecil sering ikut. Bahkan, badannya sampai dipenuhi lumpur lantaran ikut merayap saat latihan di tanah. “Sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi prajurit TNI. Dia bilang tidak minta pangkat yang penting jadi tentara,” kenang Surnedi.

Surnedi kerap berkomunikasi dengan Ferdian. Setiap kali berbincang melalui telepon, Ferdian kerap menyebutkan kalimat NKRI harga mati. “Pesan terakhir yang dia sampaikan kepada saya sebelum meninggal, jadikan adik ya, Pak. Maksudnya menjadi pegawai. Saat ini adiknya kuliah di UMS,” kata Surnedi.

Ferdian belum berkeluarga. Namun, Ferdian sudah menyampaikan keinginannya untuk menikah sepulang bertugas dari Papua. “Rencananya pulang dari Satgas mau pamit menikah. Rencana menikah tahun ini. Sudah ada tembungan. Termasuk baju untuk upacara pernikahan sudah kami siapkan,” kata Surnedi.

Advertisement

Pratu Ferdian rencananya dimakamkan secara militer di TPU Dukuh Betro, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Rabu (1/2/2023). Hari pemakaman bersamaan dengan hari ulang tahun Ferdian yang lahir pada 1 Februari 1998.

Seperti diketahui, Pratu Ferdian menjadi satu dari empat orang yang jatuh dan hanyut dalam insiden jembatan putus di Sungai Digoel, Kabupaten Pengunungan Bintang, Papua Pengunungan, Sabtu (28/1/2023). Selain Pratu Ferdia ada tiga anggota Polri yang hanyut.

Saat kejadian, mereka sedang menyerangi sungai menggunakan jembatan tali menuju Distrik Iwur, Pegunungan Bintang. Jenazah Pratu Ferdian dijadwalkan tiba di rumah duka Selasa petang dan dimakamkan Rabu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif