Soloraya
Kamis, 13 Oktober 2022 - 22:48 WIB

Preferensi Jakarta ke Pemimpin Islami, Gibran Disarankan Jajal Pilkada Jateng

Kurniawan  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama Ketua FPKS Sugeng Riyanto, memberikan keterangan pers seusai bertemu dengan politikus PKS Solo di Loji Gandrung Solo, Rabu (14/9/2022) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO – Psikolog politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh. Abdul Hakim menilai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka lebih baik maju ke Pilkada Jawa Tengah daripada Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Abdul Hakim, peluang Gibran jauh lebih besar untuk memenangi Pilkada Jateng karena preferensi pemilih di Jakarta saat ini condong ke pemimpin islami.

Advertisement

Hal itu berdasarkan hasil sejumlah survei yang muncul, salah satunya dari Charta Politika yang baru-baru ini dirilis.

“Dari survei, Mas Gibran peluang paling besar di Jateng. Selisihnya jauh dari nama lain. Seperti survei Charta Politika. Kalau di Jakarta, nama dia masuk ke radar tapi bukan kandidat dengan elektabilitas tertinggi,” ujar dia kepada Solopos.com, Kamis (13/10/2022.

Advertisement

“Dari survei, Mas Gibran peluang paling besar di Jateng. Selisihnya jauh dari nama lain. Seperti survei Charta Politika. Kalau di Jakarta, nama dia masuk ke radar tapi bukan kandidat dengan elektabilitas tertinggi,” ujar dia kepada Solopos.com, Kamis (13/10/2022.

Baca Juga: Elektabilitas Gibran Tertinggi di Jateng, Ungguli Taj Yasin dan Hendrar Prihadi

Abdul Hakim mengatakan saat ini Jakarta cenderung ke ideologi Islami sejak Anies Baswedan memimpin.

Advertisement

Dengan kondisi seperti itu, Abdul Hakim melihat Gibran punya tiga tantangan besar yang harus diselesaikan.

Baca Juga: Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Ditangkap Atas Tuduhan Ujaran Kebencian

Pertama menaikkan popularitasnya agar mayoritas warga Jakarta mengenalnya. Kedua, Gibran harus menaikkan elektabilitas.

Advertisement

“Ketiga yang tidak kalah penting, Gibran harus mampu menurunkan tingkat resistensi masyarakat Jakarta terhadap tokoh-tokoh yang diusung PDIP. Resistensi masyarakat Jakarta saat ini cukup tinggi, setelah Djarot dan kasus Ahok,” kata dia.

Apalagi, Abdul Hakim mengatakan, gerakan-gerakan politik Islam di Ibu Kota akhir-akhir ini semakin menguat.

Baca Juga: Elektabilitas Gibran Tertinggi di Jateng, Ungguli Taj Yasin dan Hendrar Prihadi

Advertisement

Kondisi itu menurut dia pasti akan menjadi tantangan tersendiri buat Gibran bila nekat maju di Pilkada DKI Jakarta kelak.

“Kalau di Jateng berbeda, elektabilitas [Gibran] sudah tinggi dan resistensinya rendah. Kalau di Jakarta elektabilitasnya kategori menengah tapi resistensinya cukup tinggi. Sehingga bila bicara peluang ya tinggi di Jateng,” urai dia.

Aspek lain yang menurut Abdul Hakim harus diperhatikan yaitu sederet pernyataan Gibran untuk tidak meninggalkan Solo.

Baca Juga: Bela Jokowi soal Tudingan Ijazah Palsu, Gibran Posting Foto Wisuda di Singapura

Dari pernyataan itu masyarakat mengambil kesimpulan bahwa Gibran berkomitmen bertahan di Solo.

“Media dan publik merekam pernyataan Gibran untuk tidak meninggalkan Solo alias berkomitmen menyelesaikan masa jabatan sebagai Wali Kota Solo. Ini akan jadi preseden buruk bila dia akhirnya memutuskan maju Jakarta,” ujar dia.

Namun situasinya berbeda bila Gibran pada akhirnya memilih untuk maju di Pilkada Jateng.

Baca Juga: Gibran Masuk 3 Besar Cagub DKI Jakarta Versi Polstat, PDIP Jateng: Luar Biasa!

“Kalau Gibran maju ke Jateng mungkin publik masih memaafkan. Tapi bila ke Jakarta, saya duga serangan politiknya jauh lebih tajam,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif