Soloraya
Senin, 16 Oktober 2023 - 20:38 WIB

Pria Sukoharjo Tenggelam saat Cari Ikan di Dam Colo, Tim SAR Dikerahkan

Magdalena Naviriana Putri  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang tenggelam. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO – Seorang pria paruh baya hanyut tenggelam ketika berburu ikan setelah penutupan pintu air Dam Colo. Pria tersebut tenggelam di aliran Sungai Bengawan Solo tepatnya di Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo, Senin (16/10/2023) siang. Hingga kini warga Tawangsari, Sukoharjo itu masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

Komandan SAR Kabupaten Sukoharjo Widodo melalui Wakil Komandan SAR Sukoharjo Muchlis saat dimintai konfirmasi Solopos.com mengatakan korban adalah Pardiman, 56 warga Desa Keteguhan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo. Ia dilaporkan tenggelam saat mencari ikan pukul 14.00 WIB, korban diketahui tengah menyeberang sungai untuk mengangkat jaring.

Advertisement

“Saat ini masih mencari di lokasi jatuh pertama kali. Karena dengan kedalaman 6 meter arus tidak akan mampu mengangkat korban untuk bergerak. Saya yakin masih terjebak di kedung tersebut,” ungkap Muchlis.

Berdasarkan pengalamannya dengan pencarian sekitar 5-6 jam, tubuh korban perlahan akan naik di antara dasar dan bawah permukaan sungai. Sementara jika sudah melewati sekitar 12 jam, tubuh korban tenggelam biasanya akan mengapung ke atas permukaan air.

Advertisement

Berdasarkan pengalamannya dengan pencarian sekitar 5-6 jam, tubuh korban perlahan akan naik di antara dasar dan bawah permukaan sungai. Sementara jika sudah melewati sekitar 12 jam, tubuh korban tenggelam biasanya akan mengapung ke atas permukaan air.

Namun, menurutnya perkiraan tersebut juga tergantung kondisi korban. Sementara dengan usia korban saat ini ia meyakini fase apung akan lebih cepat, apalagi jika korban tenggelam dalam keadaan setelah makan. Namun cepat tidaknya pengapungan terjadi jika korban tidak tersangkut di dasar sungai.

“Sebetulnya kami sudah mempersiapkan titik bahaya pengeringan Dam Colo tapi ternyata [ada kejadian] di luar dugaan kami. Sekitar 1 kilometer dari tempat yang kami pantau, ada kejadian [kecelakaan air]. Padahal kondisinya tim SAR sudah balik kanan dan beristirahat,” beber Muchlis.

Advertisement

“Ketika harus menyelam, masuknya harus dari tengah, akhirnya harus menunggu perahu dan lainnya. Hingga akhirnya bisa melakukan penyelaman. Kemudian memasuki pukul 17.30 WIB penyelaman kami hentikan. Kami ganti dengan pemantauan dari darat, markas komandonya kami memakai Kantor Perum Jasa Tirta [PJT],” ungkapnya.

Penyelaman antara siang dan malam di dasar air tak jauh berbeda lantaran sama-sama gelap. Namun Muchlis membeberkan tim pendukung di darat juga harus mengetahui bahaya yang mengintainya di malam hari. Mengingat dengan kondisi yang gelap memungkinan di bibir sungai digunakan untuk sarang hewan berbisa. Lebih lanjut operasi penyelaman akan dilanjutkan kembali pada esok hari pukul 06.00-18.00 WIB.

Ia juga berpesan jika relawan akan menuju ke lokasi pencarian diminta berkoordinasi dengan pengendali operasi SAR di PJT, sebab pihaknya telah menentukan lokasi-lokasi pemantauan. Selain itu relawan diminta membawa perlengkapan jika akan bergabung dalam operasi SAR di malam hari, utamanya lampu sorot yang akan ditembakkan ke arah sungai.

Advertisement

Saat ini sejumlah relawan telah tergabung dalam operasi pencarian itu. Di antaranya SAR Kabupaten Sukoharjo, BPBD Sukoharjo, MTA Sukoharjo, Basarnas serta sejumlah relawan lain termasuk masyarakat umum.

Ia berharap korban segera ditemukan. Sementara itu, Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit melalui Kapolsek Nguter Iptu Maryadi membenarkan jika korban sempat berenang di aliran Sungai Bengawan Solo itu untuk mengangkat jaring. “Korban mau mengangkat jaring ke tengah sungai. Tapi tenggelam,” kata Maryadi. Ia mengungkapkan teman korban sempat berupaya menolong, namun tak berhasil. Korban justru semakin tenggelam ke dalam sungai hingga akhirnya operasi pencarian harus dilakukan.

Terpisah, Kepala Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sugiyo, mengatakan menurut informasi dari pihak keluarga korban merupakan penyandang tuna wicara. Saat peristiwa terjadi, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kepala Desa Kateguhan. “Identitas korban ditinggal di sepeda motor, jadi saya langsung koordinasi dengan Kepala Desanya. Informasinya, korban penyandang tuna wicara. Keluarga dan perangkat desa serta dari Kecamatan Tawangsari langsung ke sini [lokasi kejadian],” jelas Sugiyo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif