Soloraya
Senin, 18 April 2022 - 17:04 WIB

Problem Sosial di Kartasura: Genangan, RTH Minim, hingga Sampah

R Bony Eko Wicaksono  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keramaian lalu lintas di bundaran Tugu Kartasura, Senin (18/4/2022) siang. (tangkapan layar kamera CCTV Dishub Sukoharjo).

Solopos.com, SUKOHARJO — Pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, memunculkan beragam problem sosial di tengah masyarakat. Hal ini membutuhkan sinergitas pemerintah, swasta, dan masyarakat guna mencari solusi alternatif beragam problem sosial tersebut.

Diketahui, Kartasura merupakan wilayah berkembang yang posisinya sangat strategis lantaran berdekatan dengan Kota Solo. Selain itu, posisi Kartasura yang menjadi pintu gerbang wilayah Sukoharjo membuat para calon investor melirik lahan kosong di Kartasura. Banyak bermunculan beragam industri berskala kecil, menengah hingga besar yang tersebar di 10 desa dan dua kelurahan.

Advertisement

Problem sosial di Kartasura di antaranya sanitasi dan drainase yang buruk, ruang terbuka hijau (RTH) yang minim, kawasan perkumuhan, limbah industri dan rumah tangga hingga pengelolaan sampah di masing-masing wilayah.

Baca juga: Beragam Potensi Ini Bikin Kartasura Jadi Incaran Investor dan Pendatang

Advertisement

Baca juga: Beragam Potensi Ini Bikin Kartasura Jadi Incaran Investor dan Pendatang

“Kondisi di sebagian besar Kartasura tak jauh beda dibanding Kota Solo. Rumah saling berimpitan dan tak ada gerak bagi penghuni rumah. Padahal, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menuntut tersedianya fasilitas bagi masyarakat,” kata seorang warga Desa Gonilan, Kartasura, Pambudi, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (14/4/2022).

Fungsi Kontrol Masyarakat

Dia menggambarkan Kartasura sebagai representasi kawasan permukiman dan industri di Soloraya. Padatnya permukiman ditambah dengan keberadaan pabrik, rumah sakit, hingga usaha rumah tangga yang rawan memicu konflik sosial masyarakat.

Advertisement

Baca juga: Perumahan di Pucangan Kartasura Primadona Pengusaha Tajir

Hal senada pernah diungkapkan Ketua DPRD Sukoharjo, Wawan Pribadi, di sela-sela kegiatan musyawarah perencanaan dan pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Sukoharjo pada beberapa waktu lalu. Wawan menyoroti buruknya saluran drainase di wilayah Kartasura yang mengakibatkan genangan air saat turun hujan dengan intensitas tinggi.

Menurut Wawan, banyak saluran drainase di wilayah perkotaan tak berfungsi secara maksimal. Saluran drainase tersebut berusia puluhan tahun yang jarang dilakukan pembersihan maupun pemeliharaan secara berkala. Akibatnya, tanah bercampur sampah plastik mengendap di dasar saluran drainase yang membuat air tak bisa mengalir lancar. “Kondisi ini banyak ditemui di wilayah perkotaan sepeti Kartasura,” ujar dia.

Advertisement

Politikus asal PDIP itu mencontohkan buruknya saluran drainase di selatan simpang empat Kartasura tepatnya bekas gedung bioskop Kartasura. Sekarang lokasi itu berubah menjadi pusat penjualan handphone dan aksesori.

Baca juga: Pendatang Ungkap Kartasura Minim Tindak Kriminalitas Tapi…

Saat turun hujan lebat selama berjam-jam dipastikan genangan air merendam bahu jalan dan halaman rumah toko (ruko). Kondisi ini disebabkan air di saluran drainase tak bisa mengalir lancar gara-gara tebalnya endapan tanah. “Saya meminta instansi terkait memberikan perhatian penuh terhadap persoalan ini. Jangan sampai masyarakat atau pengguna jalan terganggu saat mengendarai kendaraan,” papar dia.

Advertisement

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUPR Sukoharjo, Suyadi, menyatakan bakal berkoordinasi dengan Bidang Cipta Karya untuk melakukan inventarisasi saluran drainase yang tersebar di Sukoharjo. Perbaikan bakal difokuskan di sejumlah lokasi rawan genangan air di kawasan Solo Baru maupun Kartasura.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif