SOLOPOS.COM - Owener CV Mamigus Restu Bagus Sambungmacan, Sragen, Mamik Widiarti, menjelaskan tentang kualitas produk jamu yang mampu tembus ekspor kepada Espos di KTNA Sragen The Exporience 2023 Gedung SMS Sragen, Jumat (6/10/2023). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Produk rempah-rempah milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, bisa tembus ke pasar ekspor empat negara yakni Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand. Produk rempah tersebut terdiri atas 300 varian produk, mulai dari wedang rempah dan jamu.

Produk-produk ini dikenal banyak orang sejak mengikuti KTNA Expo beberapa tahun lalu. Produk rempah tersebut sempah booming saat pandemi Covid-19 yang omsetnya kala itu sampai Rp200 juta per bulan. Kini KWT Karanganyar itu sudah membentuk badan hukum sendiri yang diberi nama CV Mamgus Restu Bagus Sragen. Produk-produk tersebut dipajang juga dalam KTNA Sragen The Exporience 2023 yang dihelat di Gedung Sasana Manggala (SMS) Sukowati sejak Kamis-Sabtu (5-7/10/2023).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Owner CV Mamigus Restu Bagus Sragen, Mamik Widiarti, saat berbincang dengan Solopos.com di Gedung SMS Sragen mengungkapkan di KTNA Ekspo kali ini memamerkan produk olahan pangan dan bibit tanaman. Dia mengangkat dan menggali potensi yang dianggap tidak ada nilainya ternyata bisa bernilai yakni tanaman pekarangan menjadi produk. Pasarnya pun, kata dia, tidak hanya lokal dan luar provinsi tetapi sampai ekspor ke luar negeri.

“Ini nilai tambah bagi ibu rumah tangga karena bisa menciptakan lapangan kerja. Kami punya mitra di wilayah Jateng, Jawa Timur, dan luar Jawa. Kami memiliki ratusan varian produk tanaman herbal dan semua sudah berizin dan memiliki sertifikat halal. Omset kami saat Covid-19 bisa tembus Rp200 juta sekarang sudah stabil Rp75 juta-Rp100 juta per bulan. Jadi bertani tidak harus kotor-kotor. Anak-anak muda bertani itu kreatif dan keren,” ujarnya.

Mamik yang kini berusia 53 tahun itu memberdayakan para anak-anak muda dalam menjalankan bisnisnya. Ibu-ibu asal Dukuh Taskerep RT 005, Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen itu, membuat produk dengan merek Mamigus. Dia menyebut ada 300 varian produk, mulai dari minuman tradisional, wedang rempah, jamu, dan seterusnya. Mamik juga menjadi Ketua KWT Tani Mulyo Desa Karanganyar.

“Pemintaan ekspor yang banyak itu seperti teh bunga telang, wedang uwuh rempah, dan spa mandi. Eskpornya sampai ke Malaysia, Singapura, Philipina, dan Thailand. Mereka mengetahui produk kami dari e-commerce. Pesanan ekspor itu mencapai 1/3 dari produk yang ada dan harganya murah, mulai Rp2.500/kemasan sampai Rp50.000/kemasan,” jelasnya.

Mamik mengaku pernah mendapatkan fasilitas pelatihan ekspor pada 2022 dari Kementerian Perdagangan dan bisa lolos 30 besar. Dia mengatakan dari 30 unit usaha yang lolos itu dipanggil untuk ikut ekspor coacshing program dan pada 2023 ini Sragen lolos ke Trade Exhibition International (TEI) di Tangerang. “Yang berangkat ke Tangerang nanti ada delapan unit usaha, kami masuk salah satunya yang dibiayai Pemerintah Provinsi Jateng,” jelasnya.

Dia menerangkan budi daya tanaman jamu itu dilakukan dengan bermitra sehingga tidak memiliki kebun yang luas. Ketika kekurangan bahan baku, Mamik bekerja sama dengan pengepul petani jamu dan sudah memiliki jejaring pemasaran sampai luar Jawa, yakni Irian Jaya. Dulu Mamik memiliki karyawan 30 orang karyawan tetapi sekarang tinggal delapan orang yang didominasi anak-anak muda. Dia terbuka bila ada investor untuk pengembangan skala besar.

“Anak-anak muda itu kami berdayakan untuk pemasaran, tim Teknologi Informasi, administrasi, dan main di media sosial. Kami pemasaran dengan memanfaatkan e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan seterusnya. Selama ini pesanan yang paling banyak justru dari Shopee,” katanya.

Salah seorang warga Baleharjo, Sukodono, Samiyo, mencicipi produk jamu herbal di stan KTNA Sambungmacan yang kebetulan diisi dari produk Mamigus. Samiyo merasa senang dengan rasa produk jamunya sehingga membeli beberapa produknya. “Jamunya enak. Pakai rempah itu nyaman. Saya sering bikin jamu sendiri di rumah untuk mengurangi capai dan bisa bersemangat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya