SOLOPOS.COM - Kendaraan listrik buatan Solo Technopark dan PT Prosan Alam Hijau yang kini sudah tidak diproduksi. Foto diambil Senin (3/1/2023) di Solo Technopark. (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Solo Technopark (STP) pernah memproduksi kendaraan listrik roda tiga bekerja sama PT Prosan Alam Hijau. Namun produksi tersebut terhenti lantaran kontrak kerjasamanya sudah berakhir pada 2018.

Hal itu dikonfirmasi Manajer Divisi Kerja Sama Solo Technopark Susilo Budi saat ditemui Solopos.com, Selasa (3/1/2023). Susilo mengatakan kerja sama perakitan sasis untuk kendaraan listrik itu berlangsung pada 2017 dan berakhir pada 2018.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami pernah kerja sama sekitar tahun 2017 sampai 2018. Mereka [PT Prosan Alam Hijau] ke sini menawarkan kerja sama untuk produksi sasis. Kami dari manufaktur memang bisa membuat sasis atau rangkanya itu,” kata Susilo.

Kendaraan listrik yang diproduksi Solo Technopark bekerja sama dengan PT Prosan Alam Hijau itu berbentuk menyerupai mobil roda tiga dan diberi nama Aglis. Kendaraan listrik itu memiliki spesifikasi baterai dengan kapasitas 45 Ampere dan tegangan 60 Volt.

Kendaraan ramah lingkungan itu mampu melaju dengan kecepatan 35 km/jam dengan jarak tempuh 60-80 km. Namun sayangnya kendaraan listrik itu sudah berhenti diproduksi.

Susilo mengaku sudah tidak berhubungan secara bisnis dengan PT Prosan Alam Hijau. “Karena sudah selesai kontrak kerjasamanya, makanya kami sudah lost contact,” imbuhnya.

Sedangkan di Solo Technopark, kendaraan listrik itu hanya tersisa satu unit yang dijadikan pajangan. “Kebetulan juga itu sudah lama, makanya kalau dilihat lagi itu sudah ada yang gepeng, [bannya] kempes juga,” katanya.

Harga Rp45 Juta per Unit

Susilo mengatakan waktu itu STP hanya membuatkan rangka dan tidak turut memproduksi mesin. “Mesinnya mereka semua, kami hanya sasisnya, termasuk dari segi bisnis penjualannya juga dari mereka,” katanya.

Dia bercerita kendaraan listrik itu sempat diuji coba sebelum akhirnya diproduksi sebanyak 35 unit. “Emang dulu pernah diuji coba sih waktu itu, bahkan kuat sampai ke Tawangmangu,” katanya.

Ketika ditanya terkait alasan penghentian kerja sama itu, Susilo mengaku tidak tahu persis. “Kami kurang tahu karena dari sisi bisnis mereka kan kurang tahu. Karena bisnis, pemasaran, dan lain-lain dari mereka semua. Jadi memang manajemennya itu mereka semua,” katanya.

Solopos.com sempat menelusuri dua alamat PT Prosan Alam Hijau yang tertera pada company profile pada website-nya dan pada salinan surat perjanjian dengan STP.

Dua alamat itu yakni di Jl Slamet Riyadi No 435 dan Jl Nanas IV No 06 Jajar, Laweyan, Solo. Di dua alamat itu sudah tidak ada kantor PT Prosan Alam Hijau.  

Berdasarkan catatan Solopos.com, pada 2019 lalu, kendaraan listrik Aglis produksi PT Prosan Alam Hijau bekerja sama dengan STP dijual dengan harga Rp45 juta per unit. PT Prosan Alam Hijau saat itu mengklaim peminat kendaraan cukup banyak. Kendaraan listrik itu terjual 3-4 unit per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya