SOLOPOS.COM - Kondisi TPA Mojorejo di Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis (15/6/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tempat Pembuangan Akhir  (TPA) sampah di Mojorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo hampir penuh. Agar bisa menampung lebih banyak sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo memperlas TPA dan menambah alat berat senilai Rp3,4 miliar.

Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, mengatakan sampah yang dihasilkan di Kabupaten Jamu pada 2022 mencapai 132.109,109 ton atau 361,93 ton/hari.  Dari jumlah tersebut 56,14% di antaranya atau 74.500,15 ton masuk ke TPA Mojorejo. Saat ini kondisi TPA Mojorejo sudah nyaris overload dengan lahan yang terpakai sudah 99,54%.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Agar tidak terjadi krisis sampah, DLH memutuskan untuk memperluas TPA Mojorejo. Kendati demikian Agus memastikan pihaknya tak langsung menggunakan lahan tambahan tersebut, tetapi masih berupaya mengoptimalkan lahan TPA Mojorejo yang ada.

“Pemkab Sukoharjo telah menambah lahan seluas 5.715 m² di dekat TPA Mojorejo. Tetapi lahan tersebut saat ini belum digunakan, kami masih mengoptimalkan lahan TPA Mojorejo yang sudah ada,” kata Agus saat ditemui wartawan di sekitar kompleks Setda Kabupaten Sukoharjo, Kamis (15/6/2023).

Selain menambah lahan, demi mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA Mojorejo, Pemkab juga telah membeli bulldozer seharga Rp3,4 miliar. Kini total ada lima alat berat yang dimiliki DLH Sukoharjo. Ada yang sudah berusia 15 tahun.

Agus menilai jumlah alat berat itu belum ideal untuk mengelola sampah yang jumlahnya begitu banyak. Namun sudah cukup untuk mengolah sampah di TPA seluas 5 hektare tersebut. Alat berat yang baru dibeli itu sudah mulai dioperasikan untuk menangani timbunan sampah yang menggunung di TPA Mojorejo.

Lebih jauh Agus mengatakan untuk mengatasi persoalan sampah, solusinya bukan cuma memperluas TPA dan menambah alat berat. Namun perlu ada komitmen bersama dari semua pihak, terutama masyarakat, untuk meminimalkan produksi sampah. Menjaga keseimbangan ekosistem antara manusia dan alam merupakan hal yang sangat penting demi generasi mendatang.

Ia meminta masyarakat mengurangi sampah plastik yang sulit terurai di alam bebas. Pemilahan sampah antara organik dan anorganik juga belum banyak dilakukan masyarakat.

Hari Lingkungan Hidup

Pada bagian lain, DLH pada Kamis ini mangadakan sosialisasi pengelolaan sampah yang baik. Kegiatan yang digelar di Gedung Menara Wijaya Sukoharjo itu diikuti sekitar 500 orang perwakilan dari bank sampah, Proklim, kelompok wanita tani, kelompok peternak, perangkat desa, dan masyarakat.

Kegiatan tersebut sekaligus sebagai bagian dari perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Kabupaten Sukoharjo 2023 yang mengambil tema “Solusi untuk Polusi Plastik (Solutions to Plastic Pollution)” dengan mengusung kampanye #beatplasticpollution.

“Saya mengajak agar kita terus menggalakkan berbagai langkah dan upaya untuk mendorong kehidupan yang berkelanjutan secara kondusif agar lingkungan sehat. Mari kita hidupkan kembali dan tanamkan pengetahuan dan pendekatan modern inovatif menuju Negara yang lebih bersih, hijau dan bebas plastik,” ajak Bupati Sukoharjo, Etik Suryani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya