SOLOPOS.COM - Pedagang berjualan berbagai jenis ikan di pasar ikan di Baturetno, Wonogiri, belum lama ini. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Warga Wonogiri masih kurang dalam mengonsumsi ikan meski angka produksinya tinggi.

Solopos.com, WONOGIRI — Tingkat konsumsi ikan warga Wonogiri dinilai masih rendah, yakni 14,95 kg per kapita per tahun. Catatan itu masih jauh dari ideal, yakni 20-21 kg per kapita per tahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Padahal, produksi ikan di Wonogiri termasuk tinggi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terus menggenjot tingkat konsumsi ikan masyarakat dengan berbagai upaya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (7/7/2017), konsumsi ikan Kota Sukses 2016 tersebut jauh di bawah capaian Jawa Tengah pada tahun yang sama yakni 21 kg per kapita per tahun. Banyak upaya dilakukan Pemkab melalui Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) tiap tahun untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat melalui lomba menu ikan, pameran hasil olahan ikan, sosialisasi gemar makan ikan, dan sebagainya.

Pemkab menargetkan peningkatan 1-2 kg per kapita per tahun. Hasil dari upaya yang telah dilakukan berdampak positif.

Pada 2013 tingkat konsumsi ikan tercatat 12 kg per kapita per tahun. Pada tahun berikutnya meningkat 1,3 kg per kapita per tahun menjadi 13,3 kg per kapita per tahun. Capaian itu meningkat 1,5 kg per kapita per tahun menjadi 14,5 kg per kapita per tahun pada 2015.

Namun, pada 2016 peningkatannya tak sesignifikan sebelumnya, yakni hanya meningkat 0,4 kg per kapita per tahun menjadi 14,95 kg per kapita per tahun. Rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Sukses tak berbanding lurus dengan produksi ikan tangkapan di perairan dan budidaya yang besar.

Pada 2016 tangkapan ikan berbagai jenis mencapai 2.746,82 ton. Sedangkan produksi budidaya pada tahun yang sama mencapai 6.098,72 ton.

Kabid Kelautan dan Perikanan Dislapernak Wonogiri, Heru Soetopo, saat dihubungi Solopos.com, Jumat, mengatakan masyarakat yang paling banyak mengonsumsi ikan hanya warga kecamatan sekitar Waduk Gajah Mungkur (WGM). Tingkat konsumsi ikan warga sekitar waduk, seperti Wonogiri, Wuryantoro, Ngadirojo, Nguntoronadi, Eromoko, dan Baturetno mencapai kurang lebih 15 kg per kapita per tahun.

Sedangkan tingkat konsumsi ikan warga bukan sekitar waduk, seperti Jatisrono, Slogohimo, Purwantoro, Giritontro, dan lainnya, kurang dari 10 kg per kapita per tahun. “Warga belum banyak yang gemar makan ikan karena belum menyadari manfaatnya. Ikan mengandung lemak tak jenuh yang mudah teroksidasi. Hanya dengan berolahraga, lemak dari ikan bisa hilang jadi tidak menumpuk di tubuh. Ikan juga mengandung omega 3 yang sangat bagus untuk nutrisi otak,” kata dia.

Di sisi lain, lanjut Heru, sebagian warga masih memercayai anggapan negatif ihwal ikan. Orang percaya memakan ikan bisa membuat cacingan dan pandangan miring lainnya.

Walau demikian, menurut Heru, anggapan itu sudah mulai terkikis seiring perkembangan zaman. Dia dan jajarannya terus menggencarkan sosialisasi gemar makan ikan di berbagai kalangan, termasuk para siswa SD.

Langkah itu diharapkan memberi pemahaman bahwa kandungan gizi ikan banyak dan bermanfaat sehingga warga menjadi suka memakan ikan. Komunitas pehobi mancing, Edan Nyobok Wonogiri, berpartisipasi meningkatkan konsumsi ikan masyarakat dengan membagikan 1.500 ekor ikan nila goreng kepada warga. Anggota komunitas, Odik, mengatakan kegiatan itu sebagai bentuk ajakan agar warga gemar makan ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya