Produktivitas Tanaman Sayuran di Selo Anjlok

Ilustrasi (Damar Sri Prakoso/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Hujan deras disertai angin yang kerap terjadi akhir-akhir ini membuat petani di Kecamatan Selo, Boyolali terpuruk. Hampir dipastikan produktivitas tanaman sayuran di tiga desa di wilayah itu anjlok.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tiga desa tersebut adalah Lencoh, Samiran dan Jrakah. Kondisi cuaca itu sementara ini paling mengancam jenis sayuran wortel dan kubis-kubisan.

“Untuk wortel, kurang sebulan panen tapi hampir dipastikan produktivitas turun 50 persen. Itu berada di Lencoh, Samiran, Jrakah atau wilayah Jrakah yang berbatasan dengan Lencoh,” kata Kasubag TU UPT Pertanian Selo, Haryono saat ditemui  Solopos.com di kediamannya, Minggu (20/1/2013).

Dia menerangkan pertumbuhan dua jenis sayuran tersebut menjadi parameter prediksinya. Struktur tanah padat akibat intensitas guyuran hujan menjadi sebab tersendatnya pertumbuhan tanaman itu.

“Belum ada laporan dari kelompok tani soal gagal panen, karena memang rata-rata usia sayuran tiga bulan. Seperti wortel itu kan empat bulan,” jelasnya.

Kondisi cuaca itu, lanjutnya, sudah menjadi risiko petani Selo. “Di Desa Terobatang, Senden dan Jeruk sedang panen bawang merah, juga di Desa Suroteleng. Produktivitas relatif stabil namun kualitasnya kurang,” tambahnya.

Untuk jenis sayuran brokoli dan kubis, pertumbuhannya pun disebut Haryono terhambat. Jenis sayuran itu membutuhkan sinar matahari. Praktis dalam cuaca belakangan ini, kelangsungan sayuran itu terkedala. Salah satu petani wortel di Samiran, Tarmi, 45, mengaku telah mulai memanen sayurannya.

“Wortel dalam satu bedeng [isitilah satu pekarangan tanaman sayur] hanya menghasilkan satu kuintal, padahal biasanya lima kuintal,” ujarnya.

Dia mengaku rugi sekitar Rp1,5 juta lantaran kondisi itu.