SOLOPOS.COM - Kantor Kelurahan Sambeng yang berada di tengah hutan jati wilayah Kecamatan Juwangi, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sambeng memiliki profil yang cukup unik sebagai satu dari 10 desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Juwangi, Boyolali. Lokasinya di perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan terpencil di tengah hutan jati milik Perhutani.

Berjarak puluhan kilometer (km) dari pusat kota pemerintahan Kabupaten Boyolali, berdasarkan data Kecamatan Juwangi Dalam Angka 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kelurahan Sambeng dihuni 2.573 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 464 jiwa per km persegi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sedangkan menurut data Kelurahan Sambeng per Februari 2023, jumlah penduduk tercatat 2.535 jiwa dan 837 keluarga. Mereka tersebar di tujuh dukuh yaitu Klumpit, Kedungdawung, Blimbing, Joho, Kendal, Sambeng, dan Mondokan serta dua RW dan 16 RT.

Luas wilayah Kelurahan Sambeng mencapai 5,54 km persegi atau 554.442 hektare. Namun, dari luasan itu, 466,7 hektare di antaranya merupakan hutan jati yang merupakan perkebunan negara.

Secara geografis, profil Kelurahan Sambeng, Boyolali, berbatasan dengan Ngawen, Padas, Kedungjati, dan Grobogan di sebelah barat. Sedangkan di utara ada Desa Cerme, Juwangi. Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Pilangrejo dan di sebelah selatan dengan Desa Kalimati dan Krobokan, Juwangi.

Sambeng juga merupakan satu dari hanya enam kelurahan di Kabupaten Boyolali. Lima kelurahan lainnya yaitu Siswodipuran, Banaran, dan Pulisen di Kecamatan Boyolali. Lalu Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan Kemiri di Kecamatan Mojosongo.

Sektor Pertanian Jadi Andalan

Kelimanya berlokasi di sekitar pusat pemerintahan kabupaten. Saat ini, Kelurahan Sambeng dipimpin Antonius Pramusinto sebagai Lurah.

Dari sisi ekonomi, Anton saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (21/2/2023), mengatakan mayoritas warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dengan hasil utama jagung dan pisang.

Pendidikan warga sebagian besar lulusan SD, meskipun ada juga yang sarjana. “Kalau tidak salah 12 orang [sarjana],” ujarnya mengenai profil Kelurahan Sambeng, Boyolali.

Dari sisi infrastruktur, Anton mengakui kondisi jalan utama keluraha itu berupa yang sekitar 50 persennya rusak sejak 2018. Namun, jalan-jalan lingkungan di perkampunga relatif bagus karena sudah diprioritaskan untuk dibangun pada tahun-tahuan sebelumnya.

Baru pada 2023 ini, Anton mengatakan jalan poros akan dibangun cor beton selebar 3 meter dan panjang 1.500 meter dari pintu gerbang Sambeng hingga RT 001.

Anggarannya dari APBD Boyolali 2023 melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) senilai Rp190 juta, lewat kecamatan Rp100 juta, dan kelurahan Rp350 juta. Selain itu, Sambeng juga sudah memiliki jembatan untuk menghubungkan langsung ke Grobogan.

Sudah Ada Listrik dan Internet

Selama ini warga Sambeng lebih sering mengakses fasilitas seperti kesehatan dan lainnya ke kabupaten tersebut ketimbang ke pusat kota Boyolali karena lebih dekat. Meski memiliki profil sebagai wilayah terpencil di Boyolali, untuk penerangan, warga di perkampungan Kelurahan Sambeng telah menikmati listrik PLN.

Akan tetapi di jalur masuk Sambeng hingga sepanjang 1.600 meter belum ada penerangan jalan umum sehingga gelap saat malam. Di sisi lain, jaringan Internet masih terbatas, hanya ada satu provider Internet dan itu pun hanya bisa diakses di tempat-tempat tertentu.

Kelurahan Sambeng juga memiliki potensi wisata berupa Embung Sambeng yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk resapan air baku dan reservasi air. Adanya embung ini membuat sebagian wilayah Sambeng, terutama sisi timur terbebas dari krisis air bersih saat kemarau.

Embung juga digunakan warga untuk memancing ikan. Sedangkan akses air untuk konsumsi dan kebutuhan warga sudah terpenuhi dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur.

Sambeng memiliki tradisi unik bernama memule yang digelar sebelum masa tanam jagung di tempat petilasan Nyi Plandak. Warga berkumpul membawa nasi, ayam panggang, dan lauk pauk lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya