SOLOPOS.COM - Kantor Kecamatan Puhpelem, Wonogiri. (kec.puhpelem.wonogirikab.go.id)

Solopos.com, WONOGIRI — Penemuan prasasti kuno yang diduga peninggalan era Kerajaan Kediri abad ke-11 atau 12 Masehi di Desa Sukorejo, Kecamatan Puhpelem, Wonogiri, memunculkan pertanyaan terkait profil dan kehidupan masyarakat Puhpelem di masa lampau.

Prasasti itu sudah cukup lama ditemukan di desa tersebut. Warga sekitar tak ada yang tahu pasti kapan tepatnya prasasti yang berada di bawah pohon beringin di tengah tegalan tanah kas desa itu ditemukan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun demikian, warga tetap menjaga dan merawat prasasti itu, bahkan menganggapnya sakral. Untuk melindungi keberadaan prasasti itu, dibuatkan semacam rumah kecil dari tembok permanen dan diberi atap dari genting.

Bunyi prasasti yang tertulis menggunakan bahasa Jawa kuno itu juga belum diketahui karena masih dalam tahap pembacaan oleh arkeolog Goenawan A Sambodo. 

Epigraf Rendra Agusta yang turut melakukan pengamatan pada prasasti itu mengatakan dari paleografi atau bentuk tulisannya, prasasti itu sangat mungkin dibuat pada abad 11 atau 12 Masehi atau era Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Bameswara, raja sebelum Jayabaya.

Sedangkan mengenai status dan profil Puhpelem, Wonogiri, pada masa itu, Rendra mengatakan harus diketahui dulu secara pasti isi prasasti tersebut. “Apakah sebagai pertapaan, padharman [tempat pemujaan], tanah perdikan, atau yang lain,” jelas Rendra kepada Solopos.com, Minggu (16/7/2023).

Sementara itu, berdasarkan informasi di laman kec.puhpelem.wonogirikab.go.id, Puhpelem termasuk kecamatan baru sekaligus termuda di Wonogiri. Kecamatan itu resmi terbentuk dari hasil pemekaran daerah induk yaitu Bulukerto pada 2002.

Dilihat dari asal katanya, Puhpelem diambil dari nama pohon mangga (dalam Jawa disebut pelem) yang namanya “poh”. Pohon mangga tersebut menjadi khas daerah itu dengan buah besar dan rasanya masam.

Asal Usul Nama Puhpelem

Pada waktu itu pohon mangga itu menjadi tempat istirahat atau bersantai oleh masyarakat sekitar. Dengan mengambil kata poh dan pelem tersebut, terbentuklah nama Kecamatan Puhpelem.

Sebelum pemekaran wilayah, profil Puhpelem adalah kecamatan pembantu Bulukerto, Wonogiri. Usulan pemekaran wilayah tersebut mengemuka sejak 1980 yang berakar dari aspirasi masyarakat karena merasa jarak menuju pusat pelayanan publik sangat jauh.

Pemerintah pusat mengamini usulan itu setelah melihat luasnya wilayah Kecamatan Bulukerto yang saat itu terdiri atas 16 desa/kelurahan dan dinilai terlalu sulit dalam pengelolaannya. Di samping itu, kondisi medan atau morfologi daerah tersebut juga kasar.

Ke-16 desa/kelurahan di Kecamatan Bulukerto sebelum pemekaran meliputi Bulurejo, Conto, Domas, Geneng, Bulukerto, Giriharjo, Krandegan, Nadi, Ngaglik, Nguneng, Puhpelem, Sugihan, Sukorejo, Tanjung, dan Tengger.

Usulan pemekaran wilayah Bulukerto dan pembentukan Kecamatan Puhpelem kemudian dibahas di DPRD Wonogiri. Hingga akhirnya terbit Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Dalam Kabupaten Wonogiri yang di dalamnya memuat profil Kecamatan Puhpelem.

Di dalam Perda tersebut diinformasikan ada penambahan kecamatan di Kabupaten Wonogiri yakni Kecamatan Puhpelem yang sebelumnya menjadi Kantor Pembantu Bulukerto (Pasal 2). Perda tersebut disahkan dan berlaku mulai 27 Maret 2002. Tetapi, peresmian terbentuknya Kecamatan Puhpelem yaitu pada 2 Juni 2002.

Kini, Kecamatan Puhpelem, Wonogiri, terdiri atas lima desa dan satu kelurahan, masing-masing Giriharjo, Puhpelem, Nguneng, Sukorejo, Golo, dan Tengger. Wilayahnya berjarak 53 km arah timur dari pusat kota Kabupaten Wonogiri.

Di sebelah utara, Puhpelem berbatasan dengan Magetan, Jawa Timur, di selatan dengan Kecamatan Purwantoro, di barat dengan Kecamatan Bulukerto, dan di timur dengan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya