SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, memanen cabai bersama warga di Desa Mranggen, Polokarto, Selasa (21/2/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tekan laju inflasi, Pemkab Sukoharjo membuat program tanam cabai di 12 kecamatan sejak Agustus 2022. Setelah enam bulan program ini berjalan, terlihat kesuksesannya. Sejumlah petani bisa sampai 30 kali memanen cabai dalam enam bulan tersebut.

Salah satu petani cabai yang sukses itu adalah Henry Oktaviantoro, 29. Petani milenial asal Mranggen, Kecamatan Polokarto ini mengaku hasil panen kali pertama mencapai 1 ton lebih cabai. Rata-rata dalam sekali panen di bisa meraup Rp27 juta. Sejauh ini kendala utama dari menanam cabai adalah penyakit tanaman dan tikus.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Modal pertama kali sekitar Rp15 juta, sudah 30 kali panen dan masih produktif dengan luas lahan 1.200 meter persegi,” kata Henry, Selasa (21/2/2023).

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan program penanaman cabai di pekarangan dilakukan guna menekan laju inflasi. Harga cabai yang fluktuatif menjadi salah satu faktor inflasi.

“Sudah dibagikan bantuan sebesar 110.000 batang tanaman cabai yang terbagi di seluruh kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, salah satunya di Polokarto. Bisa kita lihat dari bibit yang dibagi mereka bisa menyuplai kebutuhan cabai di Soloraya,” kata Bagas.

Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengapresiasi usaha yang dilakukan Henry. Menurutnya, hal itu bisa dicontoh oleh kaum milenial lain.

“Harapan kami dengan panen cabai ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Sukoharjo. Karena selain di Mranggen, Polokarto, di Kemasan, Polokarto juga ada. Penanaman cabai di Polokarto hampir menyeluruh meskipun [lahan yang ditanami cabai di lokasi lain] tidak seluas ini,” terang Bupati.

Dia juga meminta para kepala desa untuk mengerahkan masyarakatnya menanam cabai di pekarangan. Bupati berharap program serupa bisa ditiru di kecamatan lain dan mengembangkannya menjadi agrowisata.

“Harapan kami bisa menggugah petani milenial, kalau mau pasti bisa. Mari berlomba-lomba untuk kebaikan. Untuk meningkatkan dan mengembangkan pertanian Sukoharjo. Meskipun harga mahal, kami tidak ada kekhawatiran dengan harga cabai,” ungkap Bupati.

Pupuk sudah tidak lagi jadi masalah karena Dinas Pertanian dan Perikanan memberikan subsidi dan mendorong penggunaan pupuk organik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya