SOLOPOS.COM - Program Manager Tular Nalar, Santi Indra Astuti (kanan) memberikan keterangan di sela-sela acara selebrasi Tular Nalar di Loji Gandrung, Rabu (23/8/2023). (Solopos.com/R.Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Program Tular Nalar yang menitikberatkan pada terus diperluas dengan menjangkau setiap lapisan masyarakat.

Pelatihan literasi digital bertujuan mengedukasi masyarakat dalam mengatasi ujaran kebencian, informasi bohong dan hoaks dengan menumbuhkan pemikiran kritis.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Acara selebrasi Tular Nalar digelar di Loji Gandrung, Rabu (23/8/2023). Tular Nalar merupakan platform pelatihan literasi digital yang diprakarsai oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bekerja sama dengan Google.org dan Love Frankie. Acara itu dihadiri sejumlah komunitas masyarakat dan pegiat literasi di Kota Bengawan.

Program Manager Tular Nalar, Santi Indra Astuti, mengatakan ada beragam program literasi digital seperti sekolah kebangsaan yang dijalankan selama beberapa tahun terakhir.

Program ini efektif menumbuhkan pemikiran kritis dalam penyaringan informasi. Jumlah peserta dari kalangan anak muda sekitar 11.112 orang.

Selain itu, ada sekolah lansia yang memberikan bimbingan terhadap 10.346 orang lansia yang tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air.

“Sekarang penekanannya pada upaya pencegahan hoaks di media sosial. Jadi metode prebungking atau preventif debungking untuk mencegah informasi palsu. Hoaks di medsos itu kan itu-itu saja,” kata dia, Rabu.

Santi menyebut edukasi literasi digital harus melibatkan komunitas atau organisasi yang memiliki komitmen tinggi menjelang Pemilu 2024. Misalnya, komunitas berbasis agama atau komunitas hobi yang memiliki anggota cukup besar.

“Program Tular Nalar sekarang sudah menjangkau 38 provinsi di Indonesia. Sekarang antusias masyarakat baik anak muda maupun warga lansia cukup tinggi untuk mengikuti pelatihan literasi digital,” ujar dia.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Solo, Budi Wahyono, menyampaikan bonus demografi pada Pemilu 2024 didominasi pemilih pemula.

Mereka bersentuhan dengan digital saat melakukan aktivitas sehari-hari. Karena itu, edukasi literasi digital sangat dibutuhkan bagi para pemilih pemula.

Sehingga mereka dilatih berpikir kritis dalam menyaring beragam informasi di medsos. “Tidak hanya sekadar like dan share melainkan saring dulu baru share. Ini cukup penting karena hampir 60% pemilih merupakan anak muda. Hadirnya program Tular Nalar memberi warna bagi kalangan anak muda menjelang pemilu,” ujar dia.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Solo, Kentis Ratnawati, menyampaikan pemerintah mendukung upaya edukasi literasi digital yang menyasar anak muda dan lansia. Mereka diharapkan mampu menyaring informasi soal ujaran kebencian maupun hoaks di medsos.

Terlebih, kontestasi politik tinggal hitungan bulan pada 2024. “Pelatihan yang diinisiasi Tular Nalar menjadi bekal fundamental masyarakat menghadapi pemilu. Mereka bisa memilah mana informasi yang bermanfaat, mana informasi yang palsu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya