Solopos.com, SRAGEN–Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan Tenun Kluwung Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Sragen. Butuh perhatian bersama supaya warisan seni budaya Desa Ngebung tersebut tetap eksis mendukung wisata Kawasan Sangiran.
Pegiat Budaya Desa Ngebung, Joni Susanto, 32, mengatakan para pegiat budaya Desa Ngebung pernah mengadakan pelatihan tenun supaya generasi muda mewarisi Tenun Kluwung karya Surati, 80. Surati merupakan satu-satunya warga yang mewarisi seni budaya tenun.
“Maksud kami pegiat budaya mumpung Mbah Surati sehat. Kami membiayai didukung pemerintah desa menggelar pelatihan November 2021. Kami menawarkan satu desa hanya satu orang yang mau,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (6/3/2022)
Baca Juga: Terancam Punah, Tenun Kluwung Sragen Butuh Perhatian
Dia mengatakan pelatihan teknis dasar selama 12 hari mulai pengamatan, merangkai benang, mengenam benang di alat, dan memperbaiki kain tenun. Benang putus sulit diperbaiki, bisanya diulang lagi. Proses yang rumit dan panjang membuat satu peserta belum berkembang.
Selain itu, pegiat budaya Desa Ngebung mendapatkan tawaran alat tenun dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun Surati tidak bisa mengoperasikan serta tidak ada penenun lain.
“Penenunnya itu yang sulit [menjadi penghalang]. Kalau menenun modern kan mudah mengajarinya dan orang mau. Namun proses tenun seperti ini sulit mencari penerusnya,” paparnya.
Baca Juga: Tenun Kluwung Khas Desa Ngebung Sragen yang Syarat Tradisi
Pegiat Budaya Desa Ngebung lainnya, Wakimin, 33, menjelaskan potensi ekonomi dari Tenun Kluwung tidak hanya produk jadi tenun namun proses produksinya. Sejumlah turis telah tertarik untuk melihat langsung proses produksi tenun belum lama ini.
Camat Kalijambe, Rusmanto, mengatakan akan berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk solusinya. Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe punya produsen tenun goyor yang mungkin bisa berkolaborasi dengan pegiat budaya Desa Ngebung.