SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu ruas jalan di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, yang dijejali rumah-rumah karaoke dan kafe yang dihuni perempuan penjaja seks komersial. (JIBI/Solopos/Kurniawan/dok)

Solopos.com, SRAGEN – Rencana penertiban kawasan objek wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen dari praktik protitusi sepertinya tak hanya isapan jempol. Pemkab bakal mengusir para pekerja seks komersil (PSK) yang masih beraktivitas di kawasan tersebut. Selain itu, penutupan juga bakal dilakukan terhadap tempat hiburan karaoke.

Rencana itu berbarengan dengan sosialisasi serta penertiban dilakukan pada Kamis (27/11/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hal itu berdasarkan rapat koordinasi yang diikuti berbagai instansi serta pemerintah kecamatan dan pemerintah desa di wilayah objek wisata Gunung Kemukus, Rabu (26/11/2014).

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, menjelaskan sosialisasi diberikan kepada para warga di wilayah objek wisata Gunung Kemukus. Selain itu, pihaknya juga melakukan pendataan kepada warga yang ada di sana.

Dia tak menampik dalam sosialisasi itu juga dilakukan penertiban kepada para PSK yang masih bertahan di kawasan itu.

“Khususnya PSK kami minta untuk pulang dan pergi dari kawasan Gunung Kemukus. Untuk warga yang tidak ber KTP di sana, sepanjang tidak ada perjanjian hukum dengan warga di sana [kontrak rumah], untuk sementara kami minta tidak beraktivitas dulu,” urai dia.

Terkait keberadaan karaoke yang menjamur di objek wisata Gunung Kemukus, Tatag menegaskan juga bakal dilakukan penutupan. “Kalau tidak ada izin ya ditutup saja. setahu saya di sana karaoke tidak memiliki izin,” tegas dia.

Tatag menjelaskan pihaknya selama ini tak pernah melegitimasi keberadaan prostitusi di wilayah itu. “Kalau kami lakukan penataan, berarti kami menata rumah bordir. Padahal kami tidak pernah melegitimasi keberadaan prostitusi di sana. Nanti sosialisasi dan tindakan akan kami monitoring setiap saat,” ujarnya.

Disinggung nasib warga Gunung Kemukus pascapenertiban, dia mengatakan bakal melakukan pemetaan permasalahan di lingkungan Gunung Kemukus. Pemetaan tersebut salah satunya bisa dilakukan melalui pemberian keterampilan kepada warga setempat.

“Atau mereka mau potensi yang ada di wilayah itu digali kecuali seks komersial, itu bisa diberdayakan baik berupa kerajinan maupun usaha ekonomi kreatif lainnya,” ungkap dia.

Kepala Bappeda Sragen, Simon Nugroho, menguraikan sosialisasi serta penertiban juga bakal dilakukan dengan pemasangan papan larangan menggelar praktik prostitusi di wilayah tersebut serta operasi dari rumah ke rumah.

Soal penataan kawasan Gunung Kemukus setelah rencana sterilisasi praktik prostitusi rampung, Simon menguraikan pihaknya segera menggelar inventarisasi kawasan objek wisata. Dia menjelaskan selama ini lahan yang merupakan milik pemkab hanya berupa kawasan makam Pangeran Samudro.

Warga Kecewa

“Untuk konsep penataan kami perlu inventarisasi kawasan. Soal dampak dari penertiban ini tentuk ada, makanya tetap harus ada solusi dan harus diarapatkan bersama dengan instasnsi terkait,” urai dia.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pendem, Herdiana, menguraikan sejumlah PSK yang selama ini tinggal di kawasan objek wisata tersebut sudah mulai pergi sejak beberapa hari terakhir. “Yang jelas sampai saat ini tidak ada gejolak soal rencana penutupan prostitusi,” katanya.

Hal senada juga disampaikan pihak keamanan objek wisata Gunung Kemukus dari Gerakan Terpadu Anti Kejahatan (Gertak). Ketua Pamswakarsa Gertak, Sutrisno, mengungkapkan sesuai instruksi, sejak dua hari ini segala bentuk hiburan serta praktik prostitusi di wilayah Gunung Kemukus tiarap.

Dia juga menjelaskan para PSK juga sudah meninggalkan Gunung Kemukus meskipun dia tak menampik masih ada yang bertahan. Para PSK tersebut kebanyakan berasal dari luar wilayah Sragen.

Dia menguraikan warga cukup kecewa dengan rencana penutupan lokasi hiburan di objek wisata itu. Dia mengakui selama ini kehadiran tempat hiburan di Gunung Kemukus menjadi salah satu penarik wisatawan berkunjung.

Dengan penutupan tersebut, dikhawatirkan jumlah pengunjung objek wisata bakal berkurang. Sementara, selama ini banyak warga yang menggantungkan perekonomian dari kunjungan wisata ke lokasi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya