SOLOPOS.COM - Warga dari tiga desa di Kecamatan Ngawen, Klaten, menggelar aksi demo dan memasang spanduk protes di lokasi proyek tol Solo-Jogja, Jumat (6/10/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Puluhan warga dari tiga desa di Kecamatan Ngawen, Klaten, menggelar aksi demo di lokasi proyek jalan tol Solo-Jogja, Desa Gatak, Ngawen, Jumat (6/10/2023). Ada tiga hal yang mereka protes terkait proyek tol di desa mereka.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, puluhan warga itu berdatangan dan membentangkan spanduk yang berisi protes. Spanduk itu bertuliskan Jalanku Dikorupsi. 1. Jalan poros desa dipersempit. 2. Saluran air sawahku dimatikan. 3. Jalan lingkar desaku dimatikan. Stop pengerjaan sebelum ada kesepakatan dengan warga.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebenarnya berat kami melakukan demo seperti ini. Bukan kebiasaan kami. Karena kami sudah menempuh jalan pengaduan secara lisan empat kali tidak ada tanggapan,” kata koordinator warga, Sriyono, saat ditemui di sela aksi.

“Secara tertulis ditandatangani warga, tokoh desa, ketua BPD, Kades, sampai camat sudah dua kali kami menyampaikan tetapi juga tidak ada tanggapan. Terpaksa kami hari ini turun ke lapangan untuk menyampaikan aspirasi warga,” tambahnya.

Sriyono mengatakan tuntutan warga terdampak proyek tol Solo-Jogja di Ngawen, Klaten, itu hanya sederhana. Warga meminta agar jalan poros desa dikembalikan seperti semula. Jalan poros desa itu salah satunya difungsikan untuk akses angkutan pembuatan soun.

Dulunya jalan poros itu selebar 10 meter. Setelah ada proyek tersebut hanya dibuat 3 meter. “Sehingga truk bahan baku soun tidak bisa masuk,” jelas Sriyono yang merupakan warga Desa Manjung itu.

Irigasi Dimatikan

Tuntutan lainnya yakni saluran irigasi dikembalikan seperti semula. Sriyono menjelaskan saluran irigasi dimatikan berdampak ke petani di sisi timur atau hilir tidak bisa tanam sekitar dua tahun ini.

Warga juga meminta agar jalan lingkar desa yang hilang karena proyek tol dikembalikan. “Kembalikan jalan lingkar desa yang hilang ditimbun. Pembuatan jalan itu saweran tiga desa yakni Senden, Gatak, dan Manjung,” kata Sriyono.

Lantaran jalan lingkar dimatikan, warga terutama petani di daerah yang terdampak proyek tol Solo-Jogja di Ngawen, Klaten, harus melintas jalan lain untuk menuju ke sawah mereka. Jalan memutar itu sejauh 1 kilometer (km).

Sriyono juga menyampaikan dampak lain dari proyek tol. Dampak itu berupa debu yang mempengaruhi produksi soun yang menjadi andalan sebagian warga. “Tempat kami itu industri soun kalau polusi kena soun, mutu soun juga jelek sehingga tidak laku,” jelas Sriyono.

Sejumlah personel TNI dan Polri terlihat berjaga di lokasi untuk mengamankan aksi tersebut. Aksi berlangsung damai. Seusai berorasi di lokasi proyek tol, perwakilan warga ditemui perwakilan pelaksana proyek tol.

Pertemuan digelar di kantor Desa Gatak dan dihadiri pemerintah desa serta kecamatan. Hingga pukul 10.45 WIB, pertemuan masih berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya