Soloraya
Sabtu, 4 Maret 2017 - 18:10 WIB

Provokatif! Ada Coretan "Tolak Sragen United" di Stadion Taruna

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tulisan provokatif tentang penolakan terhadap Sragen United terpampang di pintu masuk Stadion Taruna Sragen, Sabtu (4/3/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Muncul coretan provokatif berbunyi “Tolak Sragen United” yang terpampang di dinding dan pintu Stadion Taruna Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Stadion Taruna yang menjadi kebanggaan warga Bumi Sukowati menjadi sasaran aksi vandalisme, Sabtu (4/3/2017). Sejumlah tulisan provokatif dengan kata-kata yang tidak pantas itu berisi penolakan terhadap Sragen United. Pelaku vandal itu mengklaim sebagai pendukung setia PSISra.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, tulisan bernada provokatif itu ditemukan di bagian dinding dan tiga pintu masuk menuju stadion. Tulisan “Tolak Sragen United” terpampang di bagian pintu utama yang terbuat dari besi bercat merah. Tulisan itu dibuat dengan menggunakan cat semprot warna putih.

“Kemarin [Jumat, 3/3/2017], saya lihat belum ada tulisan seperti itu. Kemungkinan tulisan itu dibuat pada Jumat malam atau Sabtu dini hari,” kata Tukiman, warga Teguhan, kala ditemui di lokasi.

Mendapati laporan adanya aksi vandalisme yang menyasar Stadion Taruna, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto langsung terjun ke lokasi. Sambil membawa dua cat semprot kaleng warna merah, dia memerintahkan warga yang kebetulan berada di lokasi untuk menutup tulisan provokatif itu menggunakan cat semprot.

Advertisement

“Stadion Taruna ini adalah milik warga Sragen. Pemkab Sragen hanya bertugas mengelolanya. Jadi, sangat disayangkan apabila fasilitas publik kebanggaan warga Sragen ini menjadi sasaran aksi vandalisme,” kata Tatag saat ditemui di lokasi.

Soal penolakan terhadap kemunculan klub Sragen United, kata Tatag, sebaiknya disampaikan melalui lisan atau surat resmi. Penolakan kepada Sragen United itu sebaiknya disertai dengan argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Ada cara yang lebih baik daripada sekadar corat-coret seperti ini. Kalau disampaikan langsung, pesan itu bisa diterima dengan baik. Kalau tidak mau bertatap muka, argumentasi bisa disampaikan melalui surat. Ini tentu lebih elegan,” papar Tatag.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif