SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di Jl Kali Kampar, Kampung Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, yang ramai akibat terdampak proyek Jembatan Jonasan, Jumat (10/12/2021). (Solopos.com/Chelin Indra Sushmita)

Solopos.com, SOLO — Penutupan akses jalan sebagai dampak proyek pembangunan Jembatan Jonasan di Jl. Ir Juanda, Kecamatan Jebres, Kota Solo, membuat lalu lintas di Jl. Kali Kampar di Kampung Jagalan padat merayap.

Jalan kampung yang lebarnya hanya sekitar 2,5 meter itu menjadi jalur alternatif yang dilalui berbagai kendaraan, mulai dari sepeda motor, mobil, truk boks, hingga truk pengangkut pasir. Padatnya arus lalu lintas tersebut membuat warga setempat terganggu. Apalagi sering kali ada warga yang menjadi korban terserempet kendaraan yang melintas.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Warga RT 003/RW 013 di Kampung Jagalan, Wawan, mengatakan arus lalu lintas di Jl. Kali Kampar yang berada di depan rumahnya menjadi cukup padat sejak proyek pembangunan Jembatan Jonasan dimulai, sekitar September 2021. Kondisi tersebut mengganggu kenyamanan warga sekitar.

Baca Juga: Melihat dari Dekat Proyek Jembatan Jonasan Solo yang Tak Kunjung Kelar

“Warga kampung sini sangat terganggu dengan proyek ini. Jalan yang biasanya cuma dilalui warga kampung sekarang kayak jadi jalur alternatif yang siapapun dengan bebas melintas. Malah sering kali warga kami ini jadi korban, kayak terserempet, kena setang motor gitu,” kata Wawan saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (10/12/2021) siang. di pos ronda RT 001/RW 014, Kampung Jagalan, Jebres.

Beberapa waktu lalu, warga sempat memukul mundur truk tronton serta truk pengangkut pasir yang nekat melintas di Jl. Kali Kampar. Warga lantas berinisiatif pembuatan poster berisi peringatan kepada pengguna jalan untuk menghormati warga kampung.

“Beberapa waktu lalu kami sempat memukul mundur truk gede yang masuk jalan ini. Kejadian itu akhirnya membuat kami berinisiatif untuk membuat poster peringatan yang dipasang di sepanjang jalan itu. Karena kalau mau mengeluh kepada siapa juga kami bingung dan buntu juga,” sambung Wawan.

Baca Juga: Proyek Jembatan Jonasan Solo, Pelaksana Janjikan Selesai Sebelum Nataru

Perwakilan warga Kampung Jagalan yang tinggal di sekitar Jl. Kali Kampar sempat mengeluhkan arus lalu lintas di wilayah mereka yang semakin padat sejak pembangunan Jembatan Jonasan kepada Pemerintah Kelurahan Jagalan. Keluhan warga itu diteruskan ke Dinas Perhubungan Kota Solo.

Namun dalam mediasi yang dilakukan, Dinas Perhubungan Kota Solo tidak berani ikut campur dan mempersilakan warga menyelesaikan masalah semrawutnya lalu lintas di Jl. Kali Kampar dengan cara mereka.

Akhirnya, warga pun membuat poster berisi peringatan dengan bahasa yang lucu dan nyeleneh serta memasang polisi tidur dari karet ban bekas di sepanjang Jl. Kali Kampar. Poster dipasang untuk memeringatkan pengendara agar lebih menghormati warga kampung.

Baca Juga: Proyek Jembatan Jonasan Jebres Solo Molor, Begini Reaksi Anggota DPRD

Sementara polisi tidur itu dipasang agar para pengendara melaju dengan hati-hati, karena banyak warga yang berlalu-lalang di jalanan tersebut. “Ini [polisi tidur] kami pasang dengan dana swadaya masyarakat sendiri. Sepaket sama poster-poster itu. Kami memang sengaja memasang poster itu agar pengendara ngajeni kami sebagai warga kampung,” tambah Wawan.

Terdapat dua rubber speed hump (polisi tidur karet) bantuan dari Dinas Perhubungan Kota Solo yang dipasang di sepanjang Jl. Kali Kampar. Wawan dan warga lainnya berharap keberadaan polisi tidur tersebut membuat pengendara yang melintas lebih berhati-hati.

“Semoga dengan adanya polisi tidur ini pengendara semakin tertib. Tapi ya kalau dilihat, tetap sama saja sih,” kata Syafiq, Ketua RT 001/RW 014 Kampung Jagalan.

Baca Juga: Proyek Jembatan Jonasan Solo Molor, Ini Foto-Foto Progres Pengerjaan

Syafiq mengatakan proyek pembangunan Jembatan Jonasan yang molor itu berdampak signifikan pada kenyamanan di lingkungan tempat tinggalnya. Dia sempat mengalami kejadian lucu, yakni harus menunggu hingga 15 menit untuk menyeberangi Jl. Kali Kampar yang lebarnya sekitar 2,5 meter itu akibat arus lalu lintas yang terlalu ramai.

“Saya pernah nunggu mau nyeberang sekitar 15 menit di sini saking ramainya. Selama ini enggak pernah terjadi kayak begini,” katanya.

Syafiq pun berharap proyek tersebut segera selesai. Apalagi, menurutnya pihak pengelola proyek tidak pernah kula nuwun kepada warga setempat. Dia dan warga lainnya mengetahui pembangunan tersebut dari pemberitahuan pihak kelurahan.

Baca Juga: Pekerjaan Molor, Pelaksana Proyek Jembatan Jonasan Solo Kena Penalti

“Yang kami sayangkan dalam proyek ini pihak pengelola proyek tidak pernah kula nuwun ke warga. Kami enggak pernah dikasih tahu AMDAL-nya seperti apa. Cuma dapat info dari kelurahan tok kalau ada proyek. Dan ternyata kami yang di sini malah jadi korban,” terang Syafiq.

Senada dengan Syafiq, Ketua RT 002/ RW 014 Kampung Jagalan, Said Satrio, mengatakan sosialisasi dari pihak Dinas Perhubungan maupun Kelurahan Jagalan dinilai kurang maksimal. Sebagai warga yang bermukim di dekat proyek, dia pun merasa sangat terganggu dengan adanya proyek tersebut, karena dampak yang ditimbulkan.

“Pengalihan arus lalu lintas akibat pembangunan jembatan ini memang sudah disosialisasikan lewat media sosial, tapi kok saya rasa kurang maksimal. Apalagi mengingat kultur masyarakat yang suka ngeyel itu hlo. Pejabat itu kok seperti kurang memikirkan dampak yang bakal ditimbulkan kepada masyarakat sekitar proyek. Rasanya seperti kurang diperhatikan saja, sampai akhirnya jalan kampung kami jadi jalur alternatif yang ramai sekali,” tutur Said.

Baca Juga: Penempatan Pasar Legi Solo, Pemkot Jamin Masukan Pedagang Didengarkan



Berdasarkan pantauan Solopos.com selama kurang lebih 30 menit, arus lalu lintas di sana memang terbilang cukup ramai meski berstatus jalan kampung. Bukan hanya sepeda motor, mobil dan pikap pun ikut melintas di jalan sempit itu.

Jika ada dua mobil dari arah berlawanan hendak melintas, maka salah satunya harus mengalah. Warga pun berharap pembangunan jembatan Jonasan itu segera rampung agar kondisi kampungnya kembali nyaman dan tenang.

Seperti diketahui, proyek pembangunan jembatan itu sudah sepekan molor dari target penyelesaian, 30 November 2021. Sampai saat ini masih ada seperempat bagian jembatan yang belum dicor beton dan pekerjaan lainnya yang dijanjikan selesai pada 18 Desember 2021.

Baca Juga: Gedung Parkir 4 Lantai Segera Dibangun di Solo, Ini Lokasinya!

“Harapan kami satu-satunya proyek ini segera selesai biar kehidupan kami kembali tenang. Kalau ada yang bisa disalahkan, semuanya jelas salah proyek ini. Enggak ada permisi dan kami yang kena dampaknya,” tandas Syafiq yang diamini Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya