SOLOPOS.COM - Proyek pembangunan jembatan lama Nambangan, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri penghubung Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo belum selesai dibangun. Foto diambil, Selasa (9/2/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Banyak pengendara yang kecele karena mengira ada akses lain menuju arah Kabupaten Sukoharjo melalui Dusun Ngepos, Desa Nambangan, Kabupaten Wonogiri. Mereka tak bisa menuju arah Sukoharjo melalui dusun tersebut karena jembatan lama Nambangan belum selesai dibangun.

Sementara, jembatan darurat juga batal dibangun ulang. Pantauan Solopos.com, Selasa (9/2/2021), papan informasi sedang ada proyek jembatan lama Nambangan sudah dipasang di persimpangan Nambangan dekat patung macan. Papan yang sama juga dipasang di pertigaan menjelang lokasi proyek.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tapi ada saja pengendara yang tetap nekat melalui jalan tersebut. Alhasil, pengendara berusaha mencari jalan alternatif untuk menuju arah Sukoharjo. Namun, tidak jalan lain yang bisa dilalui selain melalui jalan raya Wonogiri-Sukoharjo. Warga sampai memasang papan di gang dusun yang menginformasikan gang tersebut buntu.

Baca Juga: Banjir di Semarang Surut, Stasiun Tawang Sudah Bisa Dilalui Kereta Api

Sebelumnya, pengendara bisa tetap menuju arah Sukoharjo saat jembatan darurat terbangun. Namun, jembatan tersebut kini rusak berat.

Warga Dusun Ngepos, Sukirman, saat ditemui Solopos.com di dusun setempat, mengatakan masih saja ada pengendara yang nekat ke arah Sukoharjo melalui dusunnya. Padahal, proyek jembatan utama belum rampung. Mereka lalu ingin mencari jalan lain. Alhasil, mereka kecele karena jalan dusun tak ada yang terhubung ke Nguter.

“Waktu jembatan sesek [jembatan darurat] terbangun pengendara bisa melintas. Dulu juga banyak pesepeda yang melintasi jembatan sesek. Setelah itu jembatan putus karena diterjang arus Sungai Bengawan Solo. Jembatan dibangun lagi, putus lagi. Itu terulang hingga tiga kali,” Sukirman.

Jembatan Darurat

Sebagai informasi, jembatan darurat berstruktur bambu di bangun di Dusun Ngepos melintasi Sungai Bengawan Solo menghubungkan dengan dusun di Desa Nguter. Warga kali pertama membangun jembatan sesek itu, Oktober 2020 lalu. Jembatan darurat dibangun untuk mempermudah warga Nambangan dan sekitarnya menuju Nguter dan sebaliknya.

Banyak warga berdagang di Pasar Nguter. Warga membutuhkan akses itu karena jembatan lama Nambangan sedang diperbaiki dalam skala besar. Proyek itu senilai Rp12 miliar. Jembatan darurat dibangun dengan dana bantuan dari kontraktor proyek pembangunan jembatan lama Nambangan senilai Rp20 juta dan swadaya warga.

Baca Juga: Tak Lagi Ikuti Jejak Trump Akui Golan Bagian Israel, Ini Penjelasan Menlu AS

Sukirman melanjutkan awalnya warga berencana membangun ulang jembatan darurat. Namun, hingga Februari ini warga belum memiliki dana lagi untuk membangun ulang jembatan. Alhasil, rencana pembangunan ulang jembatan dibatalkan. Terlebih, kondisi juga tak memungkinkan lantaran debit Sungai Bengawan Solo masih besar. Jika dipaksakan dibangun, jembatan kemungkinan besar akan putus lagi.

“Warga sekalian saja menunggu proyek pembangunan jembatan lama [Nambangan]. Informasinya proyek ini ditarget selesai Mei atau Juni,” kata Sukirman.

Kepala Desa Nambangan, Suparno, mengatakan sebelumnya menyarankan agar warga tak membangun ulang jembatan darurat. Menurut dia lebih baik menunggu proyek jembatan lama Nambangan rampung saja. Jika jembatan darurat dibangun lagi dan tak terputus pun, pemanfaatannya bakal tidak efektif. Itu karena proyek jembatan utama rampung beberapa bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya