SOLOPOS.COM - Badarudin, warga Dukuh Lemah Ireng, Desa Ketitang, Nogosari, Boyolali memberikan pupuk pada tanaman padi miliknya. Sejumlah lahan pertanian di Ketitang akan terkana dampak pembangunan jembatan menuju ke lapangan golf, Senin (25/1/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Proyek lapangan golf Sragen berlokasi di dekat perbatasan Sragen-Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintaan Desa Ketitang Boyolali mendukung rencana pembangunan jembatan penghubung antara Desa Keden, Kalijambe, Sragen, dengan Desa Ketitang, Nogosari, Boyolali. Pembangunan jembatan tersebut diharapkan bisa menjadi bagian pendukung kemajuan daerah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala desa (Kades) Ketitang, Suparmin, mengatakan rencana mengaktifkan kembali jembatan penghubung antardesa sudah lama digagas. Namun, realisasinya sampai saat ini jalan ditempat.

“Kami mendengarkan kabar ada investor membangun lapangan golf di Keden dengan akses masuk utama dari Ketitang. Penghubung antarkedua desa itu dibangunkan Jembatan Kedung Wadung,” ujar Suparmin saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (25/1/2016).

Suparmin mengatakan ada tiga dusun yang terkena dampak pembangunan lapangan golf. Dampak tersebut mulai dari pelebaran jalan dan pembangunan jembatan. Ketiga dusun tersebut yakni Dusun Cemoro, Lemah Ireng, dan Pengkol. Lokasi ketiga dusun tersebut berbatasan lansung dengan Sragen.

“Tahun lalu DPU [Dinas Pekerjaan Umum] Boyolali, Sragen, dan Pemprov Jateng sudah melakukan pengecekan di lapangan. Tidak lanjut penegecekan itu belum ada progresnya,” kata dia.

Ia menjelaskan ketiga dusun itu terdapat sebanyak 100 kepala keluarga (KK). Sedangkan luas wilaya ketiga dusun sekitar 5 hektare. Jembatan Kedung Wadung, kata dia, merupakan jembatan yang dibangun Belanda dan dihancurkan pada saat perang kemerdekaan. Jembatan tersebut sekarang tinggal tersisa fondasi di kedua sisi sungai.

“Di bawah jembatan mengalir Sungai Cemoro yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Warga pernah membuat jembatan dari bambu tetapi tidak bertahan lama setelah hancur diterjang derasnya arus sungai,” kata dia.

Ditanya mengenenai ganti rugi, Suparmin mengaku dari investor belum pernah sekalipun datang ke kantor desa untuk membicarakan soal ganti rugi. Pemerintahan desa dan warga sangat mendukung penuh pembangunan jembatan.

“Kami berharap tahun ini pembangunan jembatan terealisasi agar Ketitang bisa terkena dampak positif pembangunan lapangan golf,” kata dia.
Sentara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ketitang, Suparmo, mengatakan jalan akses menuju jembatan panjangnya mencapai 800 meter. Jalan tersebut merupakan jalan milik desa.

Setelah jembatan terputus, jalan desa tidak lagi digunakan hingga akhirnya dimanfaatkan warga untuk pertanian. “Sekitar 300 meter jalan desa tersebut sudah berubah menjadi lahan pertanian,” kata dia.

Terpisah, salah seorang warga Dukuh Lemah Ireng, Badarudin, mengaku rela menyerahkan tanahnya jika terkana dampak pembangunan jembatan. Ia meyakini pembangunan lapangan golf dan jembatan bisa membuat infrastruktur di desa lebih baik.

“Kami meyakini pertumbuhan ekonomi antarkedua desa dengan lapangan golf itu akan memberikan dampak positif,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya