Soloraya
Rabu, 16 Desember 2015 - 11:40 WIB

PROYEK TOL SOKER : Saluran Irigasi Rusak, Puluhan Hektare Sawah di Dibal Terendam Air

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lahan pertanian milik petani Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali, terendam air setinggi 50 sentimeter akibat rusaknya saluran irigasi dampak dari pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker), Selasa (15/12/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Proyek tol Soker berdampak pada kerusakan infrastruktur di Dibal, Ngemplak.

Solopos.com, BOYOLALI – Puluhan hektare tanaman padi di Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali, terendam air akibat saluran irigasi pertanian rusak. Kerusakan saluran irigasi itu dampak dari proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).

Advertisement

Kepala Desa (kades) Dibal, Ngemplak, Boyolali, Budi Setiyono, mengatakan proyek tol soker di Boyolali membuat sejumlah infrastruktur di Dibal banyak yang rusak. Infrastruktur yang rusak adalah saluran irigasi dan selokan.

“Kerusakan saluran irigasi mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian terendam air. Kondisi itu mengakibatkan lahan pertanian seluas 25 haktare terancam gagal panen,” ujar Budi saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (15/12/2015).

Advertisement

“Kerusakan saluran irigasi mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian terendam air. Kondisi itu mengakibatkan lahan pertanian seluas 25 haktare terancam gagal panen,” ujar Budi saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (15/12/2015).

Budi mengatakan tanaman padi yang terendam tersebut berada di sisi kanan dan kiri proyek jalan tol. Lahan pertanian di sisi kanan jalan tol seluas 15 hektare setiap musim kemarau sulit mendapatkan air akibat terputusnya saluran irigasi. Namun, pada musim hujan air yang masuk ke sawah tidak bisa keluar sehingga mengakibatkan lahan pertanian terendam.

“Lahan pertanian di sisi kiri jalan tol seluas 10 hektare musim kemarau masih dapat suplai air dari aliran irigasi. Akan tetapi pada musim hujan airnya melimpah tidak bisa terbuang keluar mengakibatkan lahan pertanian terendam,” kata Budi.

Advertisement

“Hujan deras yang terjadi Senin sore kemarin mengakibatkan kantor desa tergenang air setinggi 20 sentimeter. Sementara ketinggian air di lahan pertanian mencapai 50 sentimeter sampai 70 sentimeter,” kata dia.

Ia mengaku air hujan yang merendam lahan pertanian dan menggenangi kantor desa tidak hanya terjadi pada musim hujan tahun ini. Kejadian sama juga pernah terjadi pada musim hujan akhir tahun lalu.

“Kami sudah beberapa kali melaporkan permasalahan itu kepada pelaksana proyek jalan Tol Soker. Namun, jawabannya hanya diberi janji tidak pernah direalisasikan sampai sekarang,” ujar Budi.

Advertisement

Senada diungkapkan Wakil ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) Dibal, Saino. Menurut dia, lahan pertanian dan tegalan seluas 1.500 meter persegi terendam air setinggi 1 meter akibat hujan deras yang terjadi pada Senin sore kemarin. Lahan pertanian yang tergenang tersebut baru berumur 30 hari.

“Tahun lalu tanaman padi milik saya gagal panen akibat sering tergenang air. Kami khawatir tahun ini kembali gagal panen,” kata Saino. Ia meminta Pemkab turun tangan membantu petani menyelesaikan persoalan saluran irigasi yang rusak akibat proyek Tol Soker.

Terpisah, Asisten Pelaksana Satuan Kerja (Satker) Tol Soker, Aziz Purnomo, meminta kepada petani untuk bersabar soal perbaikan saluran irigasi yang rusak akibat proyek tol. Perbaikan saluran irigasi masuk satu peket dalam proyek tol.

Advertisement

“Kami lebih terlebih dulu fokus menyelesaikan proyek tol setelah selesai baru memperbaiki saluran irigasi dan selokan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif