Soloraya
Jumat, 8 Januari 2021 - 16:00 WIB

PSBB Diterapkan di Wonogiri, Penutupan Obyek Wisata dan Ruang Publik Diperpanjang Pak Bupati?

Aris Munandar  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/1/2021). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI -- Pemkab Wonogiri belum memutuskan akan memperpanjang atau tidak penutupan obyek wisata dan ruang publik seiring adanya instruksi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa-Bali.

Sebelumnya, Pemkab sudah memperpanjang penutupan obyek wisata dan ruang publik (Alun-Alun Wonogiri) hingga 17 Januari 2020. Sedangkan PSBB Jawa-Bali diterapkan mulai 11 Januari hingga 25 Januari 2020.

Advertisement

"Ini masih ada banyak waktu untuk kami menentukan kebijakan. Dalam Surat Edaran kami perpanjangan penutupan obyek wisata hingga 17 Januari. Sebelum hari itu, kami akan putuskan," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan Jumat (8/1/2021).

Berkunjung ke Wonogiri, Kepolda Jateng Resmikan Apartemen dan Masjid Polres Wonogiri

Adanya instruksi pemberlakuan PSBB, kata dia, juga akan menjadi pertimbangan keputusan penutupan obyek wisata dan ruang pubkik diperpanjang atau tidak. Namun, pertimbangan yang mendasar untuk menentukan kebijakan pembukaan obyek wisata adalah statistik epidemiologi Covid-19 di Wonogiri.

Advertisement

"Jika ke depan kasus Covid-19 bisa melandai dan menunjukkan ke arah yang lebih baik, maka strategi gas dan rem akan kami terapkan. Artinya, bisa saja obyek wisata dan ruang publik kami buka. Jika kasusnya menurun lho," ungkap dia.

Menurut Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo, hal terpenting adalah kebijakan Pemkab dapat tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat. Munculnya kondisi baru akan menimbulkan kebijakan baru.

PSBB Jawa-Bali Diterapkan,Polda Jateng Gencarkan Operasi Yustisi

Advertisement

"Ketika ada kondisi atau fenomena baru kaitannya dengan Covid-19, kami undang paguyuban pedagang alun-alun. Setelah kami paparkan dan beri pemahaman, mereka tidak mempermasalahkan dengan adanya penutupan," papar dia.

Jekek berharap semua pihak yang terlibat, baik para pengelola obyek wisata dan para pedagang kaki lima bisa memahami keadaan saat ini. "Kebijakan yang berubah-ubah ini disebabkan karena perkembangan kasus Covid-19 di Wonogiri berubah situasional," kata Jekek.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif