SOLOPOS.COM - Pemilik PT Gatraco Inti Semesta, Marsudi Agustinus saat mengecek mesin produksi, Selasa (23/8/2022) (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, BOYOLALI  — Berdiri pada Desember 2014, PT Gatraco Inti Semesta, sebuah usaha mikro dan menengah (UKM) yang berfokus pada manufaktur mesin dan spare part, kini beromzet miliaran rupiah.

Gatraco berlokasi di Jl Embarkasi Haji No.88, Kelipan, Gagak Sipat, Kabupaten Boyolali. UKM ini juga memjadi binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Saat ini, seluruh proses produksi Gatraco berada di lahan seluas kurang lebih 100 meter persegi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tim ekspedisi UMKM 2022 yang digelar Solopos Media Group didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Telkom Indonesia, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Semen Gresik, Yayasan Dharma Bhakti Astra, Shabat Warna Gemilang, dan Sun Star Motor berkesempatan mengunjungi PT Gatraco Inti Semesta, Selasa (23/8/2022).

Pemilik PT Gatraco Inti Semesta, Marsudi Agustinus, dalam cerita kilas baliknya mengatakan, ia mulanya seorang karyawan di perusahaan industri permesinan sejak 2002 hingga 2014. Dari situ, Marsudi memilih untuk berhenti bekerja dan meneropong peluang bisnis industri permesinan.

Ia kemudian menjalankan sebuah usaha pada akhir 2014. Saat kali pertama membuka usaha, ia hanya menjalankan usaha yang bersifat broker. Pada 2016, Marsudi mulai pindah lokasi di Gagak Sipat, lokasi yang hingga saat ini digunakan untuk operasional PT Gatraco Inti Semesta.

Baca Juga: Kain Lukis Nasrafa Solo: Digemari Pasar Lokal, Makin Laris di Pasar Global

Dengan modal pribadi sebesar Rp100 juta, Marsudi hanya mampu menggaet dua pekerja. Dari situ perjalanan usahanya dimulai.

“Awalnya bertiga, termasuk saya. Tapi sekarang sudah ada 10 teknisi dan banyak dari mereka dari SMK. Ada juga siswa praktik,” kata dia di kantornya, Selasa (23/8/2022).

Marsudi mengatakan, saat ini PT Gatraco memang fokus pada produksi mesin set dan spare part berupa fabrication part, injection molding, mechanical part, mass production dan mold part. Tak hanya itu, mereka juga melayani pesanan spare part tertentu sesuai permintaan pembeli. Dalam setahun, Gatraco mampu memproduksi lima hingga enam mesin set.

Jumlah tersebut belum mampu memenuhi permintaan konsumen. Hal itu tak lepas dari keterbatasan jumlah teknisi dan kapasitas ruang produksi. Terlepas dari itu, kualitas produk menjadi prioritas utama. Ia lebih memilih hasil produksi sedikit namun dengan kualitas maksimal dibanding jumlah produksi banyak namun kualitas menurun.

“Kalau mesin per batch kisaran lima sampai enam mesin karena kapasitas kita memang baru segitu. Kualitas harus benar-benar dijaga,” imbuh Marsudi.

Baca Juga: Ekspedisi UMKM 2022: Kisah Perjuangan Pengrajin Batik Girilayu Karanganyar

Dalam merambah pasar lokal, Gatraco mampu menjangkau pelanggan pabrik-pabrik besar seperti PT Gudang Garam Tbk, PT Djarum, dan PT Norojono sebagai customer manufaktur mesin packing rokok, baik spare part bahkan mesin set.

Tak hanya itu, Gatraco juga mampu menjangkau beberapa perusahaan lain seperti PT Mutu Gading Textile Karanganyar, PT Deltan Merlin Sandang Sragen, PT Tiga Pilar Sejahtera Sragen, CPM Holcim Ponorogo, CV Solo Sinergi Sejahtera, dan CV Tritunggal Abadi Solo.

“Segmentasi bengkel kami konsisten sampai dengan sekarang adalah manufaktur yang mensupport untuk pembuatan suku cadang mesin packing rokok baik spare part maupun mesin set,” katanya.

Pada 2021, Gatraco mulai merambah bisnis ekspor. Enam mesin set yang mereka produksi di tahun tersebut untuk kali pertama diekspor ke Turki. Sementara ini, Marsudi pun memang menargetkan seluruh produksi mesin set Gatraco akan dijual melalui jalur ekspor.

“[Pada] 2021 enam mesin yang kami produksi kebetulan ekspor ke Turki. Target ya [ekspor], dulu,” jelasnya diselingi tertawa.

Baca Juga: Ekspedisi UMKM 2022: Menggali Inspirasi dari 12 UKM Tangguh di Jateng

Meningkatkan Grafik Omzet

Tak hanya itu, saat ini Gatraco sedang menambah luas area produksi dan kantor di lokasi yang sama. Penambahan produksi varian mesin lain yang lebih besar juga menjadi salah satu target terdekatnya.

“Varian mesin lain yang lebih besar. On progress, baru kita mulai satu set,” jelasnya.

Koordinator YDBA Cabang Solo, Dimas Wahyu Ashari mengatakan, Gatraco telah bergabung menjadi binaan YDBA sejak 2019 dan menjadi UKM tertua yang tergabung dalam binaan YDBA.

YDBA memilih UKM dengan bidang manufaktur permesinan dan telah berjalan minimal satu tahun. Namun pada dasarnya, imbuh Dimas, tujuan utama adalah terus meningkatkan pemasaran agar grafik omzet terus meningkat.

Ada empat program yang dikelola dan menjadi fokus YDBS, yaitu pelatihan, pendampingan, fasilitas pasar, dan fasilitas pembiayaan. Sirkulasi ekonomi Gatraco dinilai sudah mandiri sebab seluruh modal Gatraco bermula dari uang pribadi Marsudi. Karenanya, mereka tak mengakes layanan fasilitas pembiayaan.

Baca Juga: Bursa Lukisan Perpusda Boyolali Jual Karya Mulai Rp500.000, Yuk Dibeli



Meski begitu, YDBA berperan dalam sisi pelatihan dan pendampingan di balik mandirinya ekonomi Gatraco. “Saat ini, kolaborasi dengan Gatraco beliau masuk pelatihan dan pemasaran satu lagi ada pendampingan,” kata dia.

Gatraco juga sudah beberapa kali sudah mendapat pelatihan dan pendampingan lembaga pengembangan bisnis (LPB) Solo. Tak hanya itu, YDBA menilai hasil asesmen kemandirian Gatraco yang didasarkan pada tiga pilar asesmen kemandirian YDBA nilainya bagus.

“Asesmen kemandirian YDBA ada tiga pilar semuanya nilainya ya bagus dan goalnya menjadi IKM Mandiri YDBA,” kata Dimas.

Menurutnya, ada beberapa pertimbangan mengapa YDBA membidik Gatraco. Di antaranya, Gatraco dinilai mempunyai komitmen belajar tentang manajemen yang telah disampaikan oleh instruktur YDBA. Gatraco dinilai mampu menerapkan bekal yang telah diberikan oleh YDBA seperti kegiatan nonprofit.

Gatraco berkerja sama dengan dunia vokasi, baik dari sekolah kejuruan SMK atau lembaga pelatihan kerja untuk menjadi trainer dengan sistem teaching factory.

“Punya komitmen masih ingin belajar, khususnya pembelajaran manajemen yang di-share oleh beberapa instruktur YDBA. Indikatornya, [Gatraco] mau hadir ketika diundang acara pelatihan dan juga menerapkan apa yang sudah diajarkan dari satu agenda pelatihan ke pelatihan selanjutnya,” katanya.

Banner Ekspedisi UMKM 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya