SOLOPOS.COM - Kantor PUDAM Tirta Lawu Karanganyar (Solopos.com/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Lawu akan membangun sistem deteksi otomatis layanan air bersih tahun depan. Tak tanggung-tanggung anggaran yang dikucurkan untuk itu mencapai Rp1,5 miliar.

Sebagai tahap awal, sebanyak 800 pelanggan PUDAM Tirta Lawu di wilayah Mojogedang dijadikan sasaran proyek perdana sistem tersebut. Ini sekaligus menjadi pilot project di Jawa Tengah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Direktur Utama (Dirut) PUDAM Tirta Lawu, Prihanto, mengatakan sistem deteksi otomatis ini akan memberikan informasi ke operator di kantor pusat. Informasi tersebut mengenai kualitas air bersih serta situasi yang dialami pelanggan tanpa perlu petugas mengeceknya secara manual.

“Mojogedang jadi pilot project untuk Jawa Tengah. Ini perdana ada sistem deteksi otomatis layanan air bersih,” katanya, Senin (17/10/2022).

Dia mengatakan Mojogedang dipilih karena dinilai paling memungkinkan dibangun sistem deteksi otomatis dibanding wilayah lain. Jaringan pipa di Mojogedang relatif baru, sehingga sangat memungkinkan direkayasa untuk pengembangan sistem.

Baca Juga: Pemkab Karanganyar Belum Punya Solusi Masalah Kelebihan Sampah di TPA Sukosari

“Nilainya memang tidak murah. Namun itu tuntutan yang harus dipenuhi menjawab tantangan zaman,” tuturnya.

Ke depan, metode manual bakal diganti dengan kecanggihan teknologi. Melalui sistem yang dibangun ini, alat akan mendeteksi otomatis dan menakar kadar logam atau kekeruhan di dalam meter kubik air.

Datanya dapat diakses oleh operator di kantor pusat tanpa perlu petugas ke lokasi. Jika ada kendala penyaluran air, misalnya seret atau bocor, dapat langsung diketahui juga tanpa perlu petugas ke lokasi untuk mengecek.

Sistem ini mulai dikerjasamakan ke konsultan dan rekanan. Targetnya, pemasangan sistem selesai pada 2023 di Mojogedang.

Baca Juga: Debit Air PUDAM Karanganyar Berkurang, Pelanggan Diimbau Siapkan Tandon

“Kita sudah studi banding ke daerah yang sudah menerapkan seperti Tangerang, Surabaya, Malang dan Gianyar di Bali. Memang butuh modal besar. Itu yang menghambat penerapan secara menyeluruh. Kebanyakan masih parsial,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya