Soloraya
Jumat, 11 Juni 2021 - 21:33 WIB

Pulang Dari Sawah, Petani Di Prambanan Klaten Meninggal Tertabrak KRL Solo-Jogja

Ponco Suseno  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga saat melihat perlintasan rel KA tanpa palang di Cucukan, Prambanan, Klaten, tempat petani tertabrak KRL Solo-Jogja, Jumat (11/6/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Seorang petani bernama Slamet Sucipto, 65, warga Kongklangan, Desa Kotesan, Prambanan, Klaten, meninggal dunia akibat tertabrak Kereta Rel Listrik atau KRL Jogja-Solo, Jumat (11/6/2021) pukul 14.00 WIB.

Peristiwa itu terjadi saat Slamet yang mengendarai sepeda motor menyeberang perlintasan rel KA tanpa palang di Gupolo, Desa Cucukan, Kecamatan Prambanan.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Slamet Sucipto yang mengendarai sepeda motor Honda Supra melaju dari arah selatan ke utara alias Cucukan ke Sanggrahan.

Baca Juga: Waduh! Sudah Ada 2 Kasus Covid-19 Di Klaten Yang Tertular Dari Kudus

Advertisement

Baca Juga: Waduh! Sudah Ada 2 Kasus Covid-19 Di Klaten Yang Tertular Dari Kudus

Saat itu, Slamet dalam perjalanan pulang dari sawah menuju rumahnya. Di tengah melintasi rel tanpa palang itu, Slamet diduga tak melihat ada KRL melaju dari arah Jogja sedang melintas ke arah Solo.

Lantaran jarak sudah dekat, KRL langsung menabrak Slamet Sucipto. Ia meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan sepeda motor ringsek.

Advertisement

Baca Juga: Kasus Covid-19 Klaten Bertambah 144 Dalam Sehari, Begini Penjelasan Pemkab

Perlintasan Pernah Diusulkan Ditutup

"Tadi Pak Slamet Sucipto itu hendak pulang ke rumahnya. Tahu-tahu tertabrak KA di sini. Kalau penyebabnya apa, saya enggak tahu. Tapi, pendengaran Pak Slamet Sucipto memang agak kurang. Di daerah ini, sering juga orang dilalekke. Itu secara mistisnya. Jadi, harus hati-hati," kata salah seorang warga Kotesan, Prambanan, Purwanto, 47, saat ditemui Solopos.com, di Cucukan, Prambanan, Jumat (11/6/2021).

Purwanto mengatakan perlintasan rel KA tanpa palang pintu itu sering dilintasi warga dari berbagai desa. Termasuk warga Sanggrahan, Cucukan, dan Kotesan.

Advertisement

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Klaten Meledak, Objek Wisata Masih Diawasi Ketat

Munardi, warga Cucukan, Prambanan, juga mengatakan Slamet Sucipto yang tertabrak KRL memang punya masalah pendengaran yang kurang. Ia menyebut sebelumnya pernah diusulkan agar perlintasan rel KA itu dijaga warga seperti di perlintasan rel Mbah Ruwet di Ceper.

"Tapi, usulan itu tidak disetujui PT KAI. Sebagai warga, kami berharap perlintasan rel di sini tetap dibuka," kata Munardi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif