SOLOPOS.COM - Calon Presiden RI Ganjar Pranowo mengajak awak media melihat interior rumah keluarganya di Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (25/12/2023). ANTARA/Abdu Faisal

Solopos.com, KARANGANYAR — Calon presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo rehat sejenak dari aktivitas padat selama masa kampanye sambil mengenang masa kecilnya di rumah sederhana di Jalan Nano, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (25/12/2023).

Dalam kesempatan itu, Ganjar memandang penting memperbaiki barak dan asrama TNI dan Polri untuk meningkatkan kesejahteraan TNI/Polri.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Barak dan asramanya yang penting diperbaiki,” kata Ganjar, dilansir Antara. Dia mengaku tidak mau anak-anak polisi dan tentara yang ayahnya berpangkat tidak tinggi merasakan hidupnya yang harus menerima apa adanya seperti tempat tinggal di barak dan asrama yang luasnya terbatas

“Karena saya juga anaknya polisi, Brimob, pangkatnya tidak tinggi, saya mengalami bagaimana prajurit itu hidup di level yang harus terima kondisi itu,” kata Ganjar.

Ayah Ganjar bernama Parmudji Pramudi Wiryo, seorang anggota Brimob yang berpangkat terakhir letnan satu atau sekarang inspektur satu (iptu) setelah kedua institusi tersebut masing-masing berdiri sendiri.

Semasa meniti karier, sang ayah mesti berpindah-pindah tempat tinggal secara mengontrak untuk keluarganya agar mereka tidak menempati barak yang luasnya terbatas. Akan tetapi, kondisi dahulu dan sekarang tentu terus ada perbaikannya.

Ganjar, saat menjadi gubernur pada tahun 2013—2023, juga sering ke markas komando rayon militer dan polsek untuk mengetahui bagaimana anak-anak Jawa Tengah yang tinggal di barak TNI dan asrama polisi saat ini.

Dikatakan bahwa kesejahteraan TNI/Polri makin hari harus makin ditingkatkan. Karena kasus-kasus yang perlu mendapat perhatian tetap muncul, menurut dia, kesejahteraan anggota TNI/Polri saat ini sudah lebih baik ketimbang dahulu.

Di samping itu, ia juga menawarkan integritas dan sikap antikorupsi selama hampir 20 tahun bekerja di bidang legislatif hingga eksekutif kepada calon pemilihnya. “Integritas dan antikorupsi. Itu bukan prestasi tapi kebanggaan saya,” kata Ganjar terkait prestasi yang ditawarkan kepada calon pemilih Indonesia.

Ganjar mengatakan jargon selama 10 tahun memimpin Jawa Tengah, dari 2013 hingga 2023, adalah “mboten korupsi, mboten ngapusi”.

Dengan jargon itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajarkan setiap pegawainya untuk bangga menolak pemberian apapun dari masyarakat. Sebagai gantinya, hanya boleh mengatakan ‘tidak, terima kasih’, atau dilaporkan sebagai gratifikasi.

“Kepada rekan-rekan diajarkan kebanggaan itu. ‘Jangankan korupsi, gratifikasi saja kami tolak’,” kata Ganjar. “Kemudian masyarakat mengatakan, ‘Terima kasih ya Pak Gubernur. Sekarang kalau saya mengurus, orang tidak meminta lagi angpao, amplop,” ujar Ganjar pula.

Sebelum menduduki posisi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar terlebih dahulu menjalani karir politiknya di Senayan, sejak 2004, sebagai anggota DPR. Dia juga pernah menjadi sekretaris fraksi partai politik yang mengusungnya di kursi MPR.

Ganjar juga memuji calon wakil presiden Muhammad Mahfud Md sebagai sosok pejabat negara yang memiliki rekam jejak antikorupsi yang lengkap pada tiga bidang sekaligus, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.

“Saya mendapatkan cawapres yang oke, lebih lengkap dibandingkan saya. Insya Allah, kami berdua mempunyai komitmen dalam pemberantasan korupsi sehingga penyakit yang seperti korupsi ini yang mesti kami tuntaskan,” kata Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya