Soloraya
Selasa, 24 Oktober 2017 - 18:35 WIB

Puluhan Guru PAUD-TK Mendadak Sakit Berjamaah saat Ikuti Workshop

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban keracunan massal dievakuasi ke RSUD Wonogiri dari Gedung PGRI, Selasa (24/10/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Puluhan guru PAUD dan TK yang tengah mengikuti workshop tiba-tiba sakit diduga karena keracunan.

Solopos.com, WONOGIRI — Sedikitnya 24 guru PAUD-TK dilarikan ke rumah sakit dari Gedung PGRI, Selogiri, Wonogiri, Selasa (24/10/2017) siang. Mereka diduga keracunan makanan saat mengikuti Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan di Gedung PGRI Wonogiri, Senin-Selasa (23-24/10/2017).

Advertisement

Kepala Bidang TK/SD Dinas Pendidikan Wonogiri, Sri Mulyati, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Siswanto, mengatakan kegiatan tersebut diselenggarakan Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) untuk menunjang kompetensi guru PAUD-TK.

Kegiatan tersebut diikuti 621 guru PAUD-TK se-Kabupaten Wonogiri. Dia enggan berspekulasi mengenai penyebab terjadinya keracunan massal di acara tersebut. Namun, dia membeberkan para peserta muntah, diare, dan lemas sejak Senin malam hingga Selasa pagi.

Advertisement

Kegiatan tersebut diikuti 621 guru PAUD-TK se-Kabupaten Wonogiri. Dia enggan berspekulasi mengenai penyebab terjadinya keracunan massal di acara tersebut. Namun, dia membeberkan para peserta muntah, diare, dan lemas sejak Senin malam hingga Selasa pagi.

Dia menyerahkan sepenuhnya kepada polisi dan Dinas Kesehatan untuk mencari tahu penyebab terjadinya keracunan massal itu. “Soal kronologinya kami tidak tahu persis. Tapi yang jelas dari panitia menyediakan makanan seperti biasa yaitu snack dua kali dan makan satu kali untuk peserta workshop,” katanya dia saat jumpa pers di Gedung PGRI, Selasa.

Menurutnya, jasa katering yang digunakan untuk acara tersebut sudah menjadi langganan sejak dulu. Namun, baru kali ini terjadi insiden seperti itu. Katering itu dipesankan dari Catering Nirwana milik Siti Muslihah Sri Widodo.

Advertisement

Dari dua kegiatan tersebut, dia membuat hampir 800-an nasi kotak. “Kami juga melayani kegiatan di tempat lain yang memesan makanan kepada kami pada hari yang sama. Jadi, menu dan waktu memasaknya sama. Tetapi, di sana tidak ada keluhan gejala seperti di sini. Pekerja yang di rumah juga makan nasi dan lauk yang sama, mereka juga tidak apa-apa,” ujar Siti.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Wonogiri, Suprio Heryanto, mengatakan hingga Selasa pukul 14.00 WIB terdapat 24 orang yang dilarikan ke rumah sakit dengan perincian 16 orang ke RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, tiga orang di RS Mulia Hati, dan lima pasien di RS Marga Husada.

Menurutnya, jumlah tersebut bisa meningkat karena ambulans masih terus mengangkut pasien dari Gedung PGRI. Melihat gejala keracunan yang baru terasa pada Senin malam, padahal makanannya dimakan Senin siang, Suprio menduga bakteri menjadi penyebab kejadian tersebut.

Advertisement

“Dilihat dari waktu makannya pada pukul 13.00 WIB siang, tetapi mulai timbul gejalanya pada pukul 22.00 WIB, dugaan sementara disebabkan bakteri. Kemarin [Senin] yang dimakan itu antara lain ada gudeg, ayam bakar, sambel, terung, kami belum bisa menduga yang mana. Kami masih mencari muntahan makannya untuk dibawa ke lab,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Wonogiri, Setyarini, menegaskan kejadian tersebut masuk kriteria kejadian luar biasa (KLB). Menurutnya, hingga Senin sore tempat untuk pasien masih mencukupi.

“Untuk sementara kami lakukan observasi, kalau nanti malam sudah membaik, besok langsung kami perbolehkan pulang. Tetapi kalau semakin memburuk, kami lakukan rawat inap,” imbuhnya.

Advertisement

Dia mengungkapkan ada dua korban yang sedang hamil yakni Katmi, 42, dan Yatmi. Sedangkan 14 pasien lainnya yang dirawat di RSUD, yaitu Eny Lestari, 36; Ana Budiani, 29; Desiyem, 53; Ari Prihatin, 53; Sri Rahayu, 54; Sriningsih, 36; Sarni, 37; Wiwik, 46; Dewi, 36; Miyasih, 31; Purwani, 52; Fitri, 32; Sugiyatmi, 48; dan Dewi Amirati, 55.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif