SOLOPOS.COM - Tanggul Sungai Dengkeng di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, ambrol. Foto diambil Kamis (2/3/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Tanggul Sungai Dengkeng di RW 010, Dukuh Wetan Pasar, Kecamatan Bayat, Klaten, ambrol hingga puluhan meter. Ambrolnya tanggul yang juga menjadi jalan alternatif itu mengancam permukiman warga setempat.

Tanggul itu berada tak jauh dari jembatan di ruas jalan raya Bayat-Cawas. Lantaran ambrol, tanggul yang juga menjadi jalur alternatif penghubung antardukuh tersebut untuk sementara ditutup.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan pantauan Solopos.com, tanggul itu longsor di beberapa lokasi. Pada sisi selatan, tembok tanggul ambrol hingga membuat badan jalan berupa cor melorot. Tak jauh dari lokasi tersebut, terdapat bagian pagar tanggul yang ambrol.

Derasnya aliran air sebelumnya membuat tanah di bawah tanggul dan jalan cor itu tergerus hingga membentuk lubang seperti gua. Ada tiga rumah yang berbatasan langsung dengan lokasi tanggul Sungai Dengkeng Klaten yang ambrol di sepanjang tepi Sungai Dengkeng tersebut.

Salah satunya rumah yang ditinggali keluarga Karniyati, 40. Tanggul Sungai Dengkeng di Paseban tersebut ambrol sejak sebulan terakhir. Ambrolnya tanggul tersebut terjadi secara bertahap.

Tingginya curah hujan membuat debit Sungai Dengkeng kerap meningkat hingga tembok tanggul serta tanah di sekitarnya terus air. Upaya penanganan secara darurat sudah dilakukan warga bersama pemerintah desa serta sukarelawan. Karung-karung berisi pasir terlihat di sepanjang tanggul yang ambrol.

Karniyati menjelaskan tanggul itu menjadi jalur alternatif terutama ketika kondisi sebagian permukiman di wilayah Desa Paseban tergenang air luapan sungai. Selain itu, tanggul itu menjadi alternatif ketika arus lalu lintas di kawasan Makam Sunan Pandanaran padat.

“Karena kondisinya membahayakan, akhirnya jalan ditutup,” kata Karniyati saat ditemui di rumahnya, Kamis (2/3/2023). Karniyati berharap kerusakan tanggul itu bisa segera diperbaiki.

Selain itu, dia berharap ada pengerukan sedimen di alur Sungai Dengkeng wilayah Paseban agar limpasan air ketika debit sungai meningkat tak masuk permukiman. “Dari desa sudah mengusulkan. Mudah-mudahan bisa segera diperbaiki,” kata Karniyati.

Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Paseban, Eko Triraharjo, tanggul ambrol di Sungai Dengkeeng Klaten sudah dilaporkan ke pihak terkait. Pemerintah desa bersama warga dan sukarelawan sebelumnya sudah berupaya melakukan penanganan secara darurat dengan memasang karung diisi pasir.

Namun derasnya arus sungai membuat tanggul itu terus tergerus. “Dikhawatirkan nanti akan ambrol semua. Oleh karena itu perlu segera dilakukan penanganan agar tidak semakin parah,” kata Eko.

Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Klaten, total ukuran tanggul Sungai Dengkeng yang ambrol di wilayah Paseban yakni panjang 78 meter tinggi 4 meter dan lebar 0,5 meter. Nilai kerusakan pada tanggul itu ditaksir mencapai Rp124,8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya