SOLOPOS.COM - Pengerjaan perbaikan ruas jalan di Kadipaten, Andong, Boyolali, Sabtu (9/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI — Pemkab Boyolali tak tinggal diam membiarkan kawasan utara yang potensial menjadi kawasan industri dan daerah tujuan investasi terbengkalai. Sebaliknya, Pemkab terus bergerak membangun infrastruktur penunjang agar kawasan itu menjadi lebih seksi dan menarik di mata investor.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Boyolali 2011-2031, Boyolali utara di antaranya Klego, Wonosegoro, Nogosari, bersama Ampel dan Ngemplak potensial untuk zona peruntukan industri.

Kawasan itu dianggap strategis karena didukung infrastruktur di antaranya Tol Semarang-Solo dan Solo-Ngawi, Jawa Timur. Boyolali utara juga dekat Bandara Internasional Adi Soemarmo, keterpaduan Kawasan Industri di Karanganyar dan dekat Stasiun Kereta Api Kalioso, Sragen.

Daerah industri sangat memungkinkan dibangun dan investasi diarahkan ke kawasan Boyolali utara. Karena itu lah Pemkab Boyolali serius menggarap kawasan itu, diawali dengan pembangunan dan pembenahan infrastruktur pendukung, khususnya akses jalan.

Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (BP3D) Boyolali mengusulkan pada perencanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Boyolali utara senilai Rp68,7 miliar pada 2024.

Kepala BP3D Boyolali, M Syawalludin, menjelaskan visi Bupati Boyolali, M Said Hidayat, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 adalah Meneruskan Pro Investasi Boyolali Metal.

“Pemkab [Pemerintah Kabupaten] Boyolali di dalam dokumen perencanaan RPJMD sangat jelas diatur, dan bunyi muatan substansinya cukup memberikan perhatian serius untuk pengembangan investasi di utara,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (13/6/2023).

Arah Kebijakan Bupati

Lebih lanjut, Syawal menjelaskan kondisi geografis Boyolali berada di bawah Gunung Merapi dan Merbabu, serta bentuknya seperti huruf K. Untuk pusat kota Boyolali, terang dia, berada di bawah dan daerah selatan.

infrastruktur boyolali utara
Pengerjaan perbaikan ruas jalan di Ngaren, Juwangi, Boyolali, dengan anggaran Rp3,995 miliar. Foto diambil Sabtu (9/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Termasuk jalur transportasi vital, seperti jalan arteri, jalan provinsi, jalan nasional, dan jalan tol berada di kawasan selatan. Sehingga untuk membangun iklim investasi khususnya di wilayah Boyolali utara, Bupati Said telah menetapkan arah kebijakan untuk membangun kualitas infrastruktur di wilayah utara.

Syawal mengungkapkan anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan pada 2022 di Boyolali utara mencapai Rp67 miliar. Anggaran tersebut khusus bina marga dari total belanja modal APBD senilai Rp320 miliar.

Kemudian pada 2023 ini, Syawal mengatakan anggaran bina marga dialokasikan senilai Rp35 miliar. Namun, jumlah tersebut masih mungkin bertambah karena masih ada APBD perubahan.

“Tentu untuk infrastruktur jalan di utara ada penambahan. Pada 2024 kami sudah usulkan Rp68,7 miliar. Ini dari perbaikan infrastruktur jalan. Harapannya, akses transportasi di wilayah utara lancar agar investor bisa masuk,” jelas dia.

Ketika infrastruktur jalan di Boyolali utara diperbaiki, diharapkan akan ada kawasan pertumbuhan dan investasi baru. Syawal melihat dari topografis dan geografis, di bagian wilayah utara yang dilewati jalan arteri provinsi yaitu Karanggede, Klego, dan Andong.

Ia menilai tiga-tiganya memiliki potensi, khususnya Karanggede yang dekat dengan Salatiga dan ada pintu tol. Andong juga dianggap memiliki potensi pengembangan dari wilayah Nogosari karena dekat dengan bandara dan pintu tol bandara dan Colomadu, Karanganyar.

Progres Investasi Naik

“Pak Bupati pada 2023 dan 2024 menetapkan arah kebijakan dan prioritas pembangunan infrastruktur di wilayah utara. Kita bisa lihat, jalan dari Karanggede menuju Juwangi sudah bagus, demikian titik dari Cepresan ke Juwangi juga sudah bagus, itu yang menjadi prioritas,” jelas dia.

kawasan boyolali utara
Pengerjaan ruas jalan di Kadipaten, Andong, di kawasan Boyolali utara, pada Sabtu (9/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Syawal mengungkapkan semua upaya itu mulai membuahkan hasil dengan masuknya investasi di Boyolali utara di antaranya di Klego ada pabrik Eco Smart Garment Indonesia (ESGI). Perusahaan tersebut juga membangun pabrik di Kecamatan Sambi dan merupakan anggota dari PAN Brothers.

Lalu, ada pengembangan pembibitan ayam dari PT Japfa di Wonosegoro tepatnya di Kedungpilang. Investasi bidang peternakan di kawasan Boyolali utara ini kemudian berkembang di Repaking yang berbatasan langsung dengan Kedungjati, Grobogan.

“Total investasi yang sudah masuk di Boyolali, berdasarkan data Dinas Perizinan, pada 2021 ada Rp1,9 triliun, 2022 ada Rp3,1 triliun, dan 2023 berjalan di triwulan I sudah Rp599 miliar. Jadi progres investasinya naik di Boyolali,” kata dia.

Lebih lanjut, Syawal mengatakan berdasarkan RPJMD, Pemkab Boyolali menetapkan kawasan peruntukan industri (KPI). Di wilayah Boyolali utara, total seluas 417 hektare, yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Klego, Nogosari, dan Wonosegoro.

Terluas berada di Kecamatan Wonosegoro yaitu 324 hektare, lalu Klego 87 hektare, dan Nogosari 6 hektare. Beberapa kecamatan seperti Andong, Juwangi, Karanggede, Kemusu, dan Simo belum masuk ke KPI.

Alasan karena masuk kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), lahan sawah dilindungi (LSD), serta khusus di wilayah Juwangi dan Kemusu banyak lahan milik Perhutani.

Dekat Pintu Tol

Syawal menceritakan salah satu investor pabrik sepatu pernah membidik Desa Bantengan, Kecamatan Karanggede, untuk investasi di kawasan Boyolali utara itu. Namun, Desa Bantengan tidak termasuk dalam KPI, sehingga tidak dibolehkan untuk berinvestasi di sana.

“Pak Bupati dalam visi misinya jelas mengatakan bahwa investasi yang masuk Boyolali tentu harus memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, wabil khusus untuk LP2B, khususnya lahan cadangan sawah harus dipertahankan,” kata dia.



kawasan boyolali utara
Pengerjaan ruas jalan di Kadipaten, Andong, kawasan Boyolali utara, Sabtu (9/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Investor pabrik sepatu itu kemudian diarahkan ke Wonosegoro. Syawal menceritakan investor telah mengecek lokasi, namun dianggap terlalu jauh. Ia memperkirakan alasan investor membidik Karanggede karena dekat pintu tol.

Syawal mengatakan hambatan dalam membangun kawasan Boyolali utara selama ini memang terkait persoalan infrastruktur. Karena itu lah Pemkab Boyolali memperbaiki infrastruktur di sana.

Ia menjelaskan topografi di wilayah utara juga naik turun, itu yang menjadi pekerjaan rumah BP3D, sekaligus penerangan jalan di sana. “Tapi insyaallah penerangan jalan dari Karanggede sampai Juwangi sudah bagus. Dari Andong ke Juwangi juga sudah bagus,” kata dia.

Sebelumnya dari pantauan langsung Solopos.com yang menyusuri kawasan Boyolali utara yang diproyeksikan jadi daerah tujuan investasi, jalan-jalan di wilayah itu sudah bagus dan mulus. Sejumlah ruas jalan yang rusak juga sedang dalam proses perbaikan.

Kondisi Jalan Area Hutan

Warga Juwangi, Joko Susilo, 34, pun mengakui pembangunan di Boyolali utara berjalan setiap tahun. Namun, pembangunan jalan tersebut tidak serta merta melalui proses. Ia yang hampir setiap hari menempuh perjalanan dari Juwangi ke Andong juga melihat titik pembangunan tak hanya dilakukan di Kemusu.

“Di Andong itu daerah Kadipaten kalau enggak salah. Kalau di Juwangi ya di Ngaren itu. Setahu saya tiap tahun pasti ada pembangunan jalan, yang Ngaren itu sepertinya enggak sampai satu kilometer, tinggal perbatasan di sana itu,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan upaya dari pemerintah untuk penerangan jalan sudah ada di hutan-hutan area Juwangi. Namun, ia menyoroti beberapa penerangan yang rusak, entah karena faktor perawatannya atau hilang dicuri aki lampunya.

Terpisah, Bupati Boyolali, M Said Hidayat, saat ditemui di Perpusda Boyolali pada Kamis (8/6/2023) mengungkapkan pembangunan di wilayah Boyolali utara tidak perlu dipertanyakan lagi.

Said menyampaikan pembangunan memang dilakukan secara bertahap. Pada 2023 ini, ia memastikan pada 2023 ini jalur Karanggede-Juwangi bisa tersambung dengan baik.

“Alhamdulillah, tahun ini kami upayakan untuk menyelesaikan nyambung dari Karanggede sampai Juwangi. Artinya konsep pembangunan infrastruktur, bupati akan mendengar apa yang menjadi harapan masyarakat tanpa bupati harus menyampaikan janji-janji,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya