SUKOHARJO--Puluhan pedagang oprokan Pasar Kota Sukoharjo nekat bertahan di lokasi pasar induk dan sebagian lain memilih berjualan di berbagai lokasi berbeda secara terpisah di sekitar kompleks pasar lama karena tidak mendapat tempat di pasar darurat.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Salah seorang pedagang, Yatmi, 50, menyatakan seluruh oprokan berharap diberi tempat memadai di pasar darurat seperti pemilik kios dan los di Pasar Kota Sukoharjo. Hal itu, kata dia, mengingat pedagang oprokan juga mengandalkan hasil berjualan dari pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarga.
“Dengan situasi seperti sekarang terus terang kami merasa kebingungan. Di sini pedagang oprokan dioyak-oyak, sedangkan mau ke pasar darurat tidak mendapatkan tempat,” ungkap penjual gorengan ini ditemui Solopos.com di sela-sela melayani pembelu di deretan kios kosong di sisi timur Pasar Kota Sukoharjo, Kamis (3/5/2012) siang.
Yatmi didukung pedagang oprokan lain meminta instansi terkait Pemkab
Sukoharjo segera menyediakan tempat guna menampung oprokan. Hal itu,
tegas dia, dengan harapan para pedagang dapat berjualan secara tertib
di satu lokasi dan tidak tersebar ke berbagai titik.
Senada disampaikan oprokan lain, Triyem, 50. Pedagang sayur yang juga berjualan di sisi timur pasar ini nekat memanfaatkan kios kosong yang ditinggal penghuninya karena tidak punya lokasi lain. Seperti Yatmi, Triyem juga meminta disediakan tempat bagi oprokan.
“Pedagang oprokan pun kepengen pindah ke pasar darurat. Kita akan lebih senang kalau bisa menjadi satu dengan pedagang-pedagang lain di lokasi penampungan agar pasar semakin ramai. Tapi karena tidak kebagian tempat, akhirnya sembarangan,” tandasnya.