SOLOPOS.COM - Ilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (JIBI/Harian Jogja/Dok.)


(JIBI/Espos/Eni Widiastuti)
Puluhan pasien yang memiliki Kartu Saraswati dan Jamkesmas, berada di Bangsal Mawar, ruang rawat inap Kelas III RSUD dr Soehadi Prijonagoro Sragen, Sabtu (12/1/2013). Mereka merasa ditelantarkan pihak rumah sakit karena tak segera mendapatkan penanganan.

SRAGEN-Puluhan pasien rawat inap kelas III Rumah Sakit Umum  Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonagoro Sragen merasa ditelantarkan pihak rumah sakit. Pasalnya, penanganan petugas medis kepada mereka dinilai lamban.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah seorang pasien asal Desa Tegaldowo, Gemolong, Sragen, Paryono, mengungkapkan ia masuk RSUD Sragen, Rabu (9/1/2013). Persendian kaki kanannya patah dan harus dioperasi. Namun hingga Sabtu (12/1/2013), ia belum mendapat kepastian kapan kakinya akan dioperasi. “Dari kemarin saya hanya duduk di tempat tidur. Saya juga tidak dikasih obat,” katanya kepada wartawan, Sabtu.

Ia berobat di RSUD Sragen dengan jaminan Kartu Sarase Warga Sukowati (Saraswati) Melarat Tenan Iki (Melati). Paryono berharap dirinya segera dioperasi agar segera sembuh dan bisa bekerja.

Pasien lainnya, Edi Srafungse, 11, mengatakan ia masuk RSUD Sragen, Kamis (10/1). Tulang bahu kanannya patah karena ia jatuh dari sepeda motor, Kamis. Sejak itu, ia tak bisa menggerakkan tangan kanannya karena kalau digerakkan, terasa sangat sakit. Ayah Edi, Sutrisno, 47, mengaku heran mengapa anaknya tidak segera dioperasi. “Saya kasihan kalau anak saya sedang kesakitan,” ujarnya.

Warga Desa Jenar, Kecamatan Jenar ini berharap anaknya segera dioperasi agar lukanya cepat sembuh. Penunggu pasien lainnya, Tukimin, 42, menerangkan, orangtuanya, Giyem, 70, mulai rawat inap di RSUD Sragen, Kamis. Giyem menderita penyakit tumor di bibir bagian bawah dan harus dioperasi. Dua hari awal masuk RSUD Sragen, Giyem tidak langsung masuk bangsal. Ia hanya tidur di kasur yang ditaruh di atas lantai, di ruang tunggu. “Jumat malam, ibu baru dibawa ke sini (bangsal),” katanya.

Penunggu pasien lainnya, Sri, 45, mengungkapkan ibunya yang menderita patah tulang di kaki kanan, Ginem, 70, termasuk pasien Jamkesmas. Ginem masuk RSUD Sragen sejak Senin (7/1). Namun hingga Sabtu belum dioperasi. “Kata dokternya, operasi menunggu kondisi kaki ibu lebih baik,” ujarnya.

Kepala Desa Jenar yang ada di lokasi, Samto, 43, mengungkapkan ada lima warganya yang termasuk kategori miskin dan kini rawat inap di RSUD Sragen. Menurutnya, pelayanan terhadap pasien pemilik Kartu Saraswati Melati dan Menur, termasuk lambat.

Seharusnya, kata Samto, ketika seorang pasien diketahui menderita patah tulang, harus segera dioperasi. “Kalau tidak segera dioperasi, nanti kalau terjadi infeksi bagaimana. Ini kan hubungannya dengan nyawa seseorang,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Pelayanan Mutu RSUD Sragen, Pursito, membantah jika pasien kelas III ditelantarkan. Bahkan menurutnya, RSUD Sragen sangat terbuka terhadap pasien yang biaya pengobatannya ditanggung pemerintah.

“Karena bangsal kelas III penuh, sebagian bangsal kelas II dan kelas I sampai digunakan sebagai tempat rawat inap pasien kelas III. Ini bukti kalau kami terbuka terhadap mereka,” jelasnya.

Beberapa pasien yang harus dioperasi, tapi hingga Sabtu belum dioperasi, terangnya, karena ada pertimbangan medis yang melatarbelakanginya. Ia mencontohkan, ketika akan melakukan operasi, seorang dokter harus memperhatikan beberapa pertimbangan medis terkait kondisi pasien itu.

Tujuannya agar operasi bisa dilakukan secara aman dan pasien nyaman. “Ada penyakit tertentu yang mungkin bisa menimbulkan risiko tertentu ketika dioperasi. Oleh karena itu, pasien tersebut harus menjalani masa recovery terlebih dahulu sebelum dioperasi,” ungkapnya.

Ia mengatakan sejak Kartu Saraswati diberlakukan, terjadi peningkatan jumlah pasien di RSUD Sragen hingga 80% dari biasanya. Namun Pursito tidak bisa menyebutkan angka pastinya karena tidak hafal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya