Soloraya
Sabtu, 20 Januari 2024 - 18:12 WIB

Puluhan Siswa SMP-SMA di Sragen Bikin Poster Anti-Bullying

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pelajar SMP-SMA dari berbagai sekolah di Sragen membuat poster anti-bullying dalam lomba di SMAN 1 Sragen, Sabtu (20/1/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Sragen mengikuti lomba poster dengan tema Sragen Anti Bullying di SMAN 1 Sragen di halaman sekolah, Sabtu (20/1/2024). Lomba yang digelar Komunitas Guru Perupa Sukowati dalam tersebut sebagai upaya kampanye antiperundungan di  Sragen.

Lomba ini juga bagian dari rangkaian Pameran Seni Rupa “Tanah Guru” Karya Cinta Sang Guru. Meskipun lomba itu berbayar Rp30.000 per orang, para siswa tetap antusias mengikutinya.Ada 22 siswa SMA dan 27 siswa SMP yang ikut lomba. Salah satunya, Kanza Asfa Prabowo. Siswa Kelas VII SMPN 5 Sragen ini ikut lomba bersama tujuh temannya.

Advertisement

Kanza mengaku pernah menjadi korban perundungan. Saat itu dia tidak membalas dan hanya diam. Tapi ingatannya tak hilang karena ejekan teman-temannya menyakitkan hati.

“Kami ingin perundungan bisa hilang di lingkungan selokah. Kami mengikuti lomba menggambar poster ini sebagai bentuk harapan agar Sragen bebas dari perundungan. Hal ini yang menjadi tema dalam lomba ini. Lomba ini berbayar tidak apa-apa. Saya ingin bullying bisa hilang karena menyakitkan,” ujarnya.

Berbeda dengan Ibra Atha Maulana yang jauh-jauh datang dari Tasikmadu, Karanganyar, untuk mengikuti lomba itu. Siswa SMPN 1 Karanganyar yang hobi menggambar itu selalu ikut lomba menggambar begitu ada kesempatan. Terjauh, ia pernah ikut lomba menggambar di Semarang.

Advertisement

“Saya belum pernah jadi korban maupun pelaku bullying. Orang yang di-bully itu bikin sakit hati dan bisa menimbulkan trauma. Orang yang kena bullying itu biasanya ada kekurangan,” katanya.

Panitia kegiatan, Muhammad Nur Hariyadi, mengatakan peserta lomba dibebaskan menggunakan alat gambar apa saja dalam membuat poster Sragen Anti Bullying. Panitia tidak mampu membatasi kreativitas peserta dengan memberi ruang berekspresi yang penting sesuai tema antiperundungan.

“Kami mengambil tema Sragen Anti-Bullying agar Sragen terbebas dari perundungan. Video bullying yang viral di Jawa Barat beberapa waktu lalu jangan sampai terjadi di Sragen. Di sisi lain, kami ingin menciptakan ruang seni ini anak-anak bisa berkreasi dalam karya seni. Nanti diambil tiga juara dan dua juara harapan. Kami tidak hanya kampanye anti-bullying biar menghidupkan seni rupa di Sragen,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif