SOLOPOS.COM - Pipa limbah cair PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo patah di aliran Kali Gupit di Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Minggu (7/11/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga Kecamatan Nguter, Sukoharjo, yang terdampak pencemaran lingkungan akibat buangan limbah pabrik PT Rayon Utama Makmur atau RUM terus mengawasi perkembangan perbaikan saluran pembuangan limbah yang ditemukan jebol dan patah.

Berdasarkan pemantauan warga, hingga Senin (8/11/2021), pipa yang diketahui jebol dan patah di Sungai Gupit, Desa Gupit, Nguter, belum diperbaiki. Hal tersebut diungkapkan salah satu tokoh masyarakat Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Tomo, ketika dihubungi Solopos.com, Senin sore.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia mengatakan setelah audiensi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo di Gedung Menara Wijaya kompleks Kantor Pemkab Sukoharjo pada Jumat (5/11/2021) warga kembali mengadakan pertemuan. Pertemuan untuk memaparkan hasil pertemuan perwakilan warga dengan DLH.

“Ahad kemarin kami pertemuan lagi. Ada sekitar 50 warga yang berkumpul membahas ini. Warga ingin mengetahui hasil pertemuan kami dengan Pemkab Sukoharjo seperti apa. Kami jelaskan apa adanya saat pertemuan kemarin,” ucap Tomo.

Baca Juga: 1.500 Siswa Usia 12 Tahun Sukoharjo Belum Tersentuh Vaksinasi Covid-19

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan masyarakat terdampak limbah PT RUM Sukoharjo, Tomo menegaskan masyarakat akan terus memantau perkembangan situasi. Salah satunya rutin mengecek lokasi pencemaran yang dilaporkan yakni di Sungai Gupit. Hingga saat ini, pipa yang patah dan bocor di Sungai Gupit belum diperbaiki.

Batas Waktu

“Kami memantau dulu perkembangannya bagaimana karena kami juga tidak tahu perbaikan yang dijanjikan sudah sampai mana. Tapi yang jelas, tadi sekitar pukul 14.00 WIB, saat kami cek ya belum ada perubahan. Pipa yang jebol dan patah juga masih, dan air masih berbusa juga,” terangnya.

Tomo mengakui warga tak memberi patokan batas waktu terkait janji perbaikan instalasi pembuangan limbah tersebut. Namun, ia memastikan masyarakat akan kembali mengambil tindakan apabila kondisi saat ini masih terus berlangsung.

Baca Juga: Gigit Jari, Sukoharjo Tak Dapat Dana Insentif Daerah 2022 dari Kemenkeu

“Yang jelas kami pantau dulu. Sambil melihat kondisi di lapangan bagaimana perkembangannya. Tapi kalau masih tidak ada perubahan sesuai yang dijanjikan ya pasti akan ada gerakan lagi dari kami,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, jaringan pipa pembuangan limbah PT RUM Sukoharjo di Sungai Gupit patah dan bocor sehingga air limbah langsung masuk dan bercampur dengan air sungai. Padahal Sungai Gupit langsung mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Pipa limbah cair pabrik yang memproduksi serat rayon itu patah di sekitar Jembatan Dukuh, Desa Gupit, Kecamatan Nguter. Air limbah cair dari pabrik membuat air sungai berubah keruh dan berbusa serta berbau tak sedap menyengat hidung di sepanjang aliran Kali Gupit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya