Soloraya
Rabu, 21 November 2012 - 21:19 WIB

Puncak DBD Diperkirakan Maret

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Kaled Hasby Ashshidiqy/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Kaled Hasby Ashshidiqy/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Puncak siklus penularan penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) selama musim penghujan diperkirakan terjadi pada Maret 2013. Biasanya, jumlah penderita DBD meningkat signifikan pada bulan tersebut.

Advertisement

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan puncak musim penghujan diperkirakan terjadi pada  Februari-Maret yang dibarengi dengan peningkatan jumlah penderita DBD.

“Biasanya jumlah penderita DBD meningkat secara signifikan pada Maret. Ini selalu terjadi setiap tahun,” katanya saat ditemui Solopos.com, Rabu (21/11/2012).

Menurut Munir, terjadi perubahan pola pada kasus DBD yaitu penderita rata-rata dewasa dan orangtua. Padahal, sebelumnya mayoritas penderita DBD adalah anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun.  Artinya, warga yang mempunyai mobilitas tinggi di luar rumah rawan terkena penyakit DBD. Penderita mayoritas berdomisili di daerah perkotaan seperti Karanganyar, Jaten dan Tasikmadu yang terdapat permukiman padat penduduk.

Advertisement

“Namun tidak sedikit penderita DBD yang berada di pedesaan. Makanya warga yang berdomisili di pedesaan patut mewaspadainya,” ujarnya.

Apabila terdapat penularan kasus DBD di satu titik lokasi maka pihaknya akan melakukan pengasapan atau fogging. Dengan pola tersebut maka diharapkan dapat menekan jumlah kasus tersebut.  Ia menambahkan  jumlah penderita DBD hingga September 2012 sebanyak 63 kasus. Diperkirakan jumlah penderita bakal membengkak selama musim penghujan. Pihaknya pun menghimbau agar warga menjaga kebersihan lingkungan.

Sementara seorang warga Desa Dagen, Kecamatan Jaten, Heru Prayitno meminta agar instansi terkait lebih giat melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai pemberantasan penyakit DBD. Dirinya juga meminta agar instansi terkait memberikan kelambu kepada warga yang mempunyai bayi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif