SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukoharjo, AA Bambang Haryanto, menegaskan pakaian batik guru diberikan secara gratis dan tidak boleh ada penarikan atau pungutan untuk pembayaran seragam hasil pengadaan tahun 2011 tersebut.

Kepada Espos Bambang menyebutkan pemotongan sisa hasil usaha (SHU) anggota KPRI Rejeki Bendosari juga tidak dibenarkan. “Tidak ada potongan dan tidak boleh,(seragam) gratis,” tegasnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bambang yang juga akrab dipanggil Anton ini menyebutkan tidak seharusnya guru dikenai pungutan atau pemotongan SHU untuk membayar seragam batik. Karena itu untuk kasus di Bendosari, Dinas akan lebih dulu melakukan penelusuran apakah penarikan melalui pemotongan SHU diberlakukan ke seluruh guru.

Meski demikian terkait sumber dana pengadaan seragam batik guru, Anton mengaku tidak tahu-menahu karena kegiatan tersebut dilaksanakan sebelum dirinya bertugas di Disdik. “Sumber dana dari mana saya tidak tahu, itu kan sebelum saya. Yang jelas seragam batik untuk guru gratis,” tandasnya.

Terpisah anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, M Samrodin, meminta agar Disdik terus menelusuri pengadaan seragam batik yang bermasalah di satuan kerja setempat. Hal itu, tegas dia, penting dalam rangka pembenahan dunia pendidikan di Kota Makmur, terutama di lingkungan internal Disdik.

“Kalau saya prinsip harus ditelusuri. Jadi sesuai komitmen Pak Anton untuk memperbaiki jajaran Disdik. Harus di-clear-kan soal itu,” ujarnya melalui telepon genggam.

Menurut Samrodin, jika pengadaan seragam gratis, harus dijelaskan kepada guru sumber pembiayaanya agar tidak menimbulkan kesimpang-siuran. Terlebih selama ini, kata dia, kegiatan pengadaan besar kemungkinan juga memicu masalah tidak hanya di Bendosari, namun di wilayah-wilayah lain.

Seperti pernah diberitakan, sejumlah guru di Bendosari mengembalikan seragam batik dan meminta SHU KPRI Rejeki diberikan penuh. Hal itu setelah salah satu guru diminta mengembalikan seragam karena menolak pemotongan SHU yang tidak dirapatkan bersama anggota.

JIBI/SOLOPOS/Triyono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya