SOLOPOS.COM - Penjual kelapa di Pasar Kota Wonogiri, Fitri, menunggu pembeli di kiosnya, Senin (27/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Produksi kelapa dari 15.678 batang pohon di Wonogiri ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan permintaan di pasar lokal. Akibatnya, para pedagang mesti kulak kelapa ke luar Wonogiri seperti Pacitan, Jawa Timur, untuk mencukupi kebutuhan pasar.

Selain produksi yang dinilai tak mencukupi, kualitas kelapa dari Pacitan juga dianggap lebih baik. Salah satu penjual kelapa parut di Pasar Kota Wonogiri, Fitri, mengatakan selama 27 tahun selalu kulak kelapa dari Pacitan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia biasa kulak sebanyak 700-800 buah kelapa dalam sepekan. Harga satu buah kelapa dari Pacitan mulai Rp4.500/buah-Rp5.000/buah.

“Saya jual ke pelanggan Rp8.000/buah-Rp10.000/buah, tetapi sudah dalam bentuk parutan. Perbedaan harga itu bergantung ukurannya,” kata Fitri saat ditemui Solopos.com di kios pedagang kelapa parut di Pasar Wonogiri, Senin (27/3/2023).

Fitri membeberkan alasan kulak kelapa ke Pacitan karena pasokan kelapa dari wilayah tersebut selalu tersedia dan pengiriman tidak pernah terlambat. Pada sisi lain kualitas kelapa dari Pacitan juga dinilai baik. Dagingnya tebal dan tidak mudah pecah.

Meski Wonogiri memiliki komoditas yang sama, menurut Fitri, produksi kelapa di Wonogiri belum bisa mencukupi kebutuhan pasar lokal, khususnya di wilayah kota Wonogiri. “Wonogiri ada [produksi kelapa], tapi enggak bisa mencukupi permintaan,” ucap dia.

Pedagang kelapa lain di Pasar Wonogiri, Heramini, menyebut ada sekitar 22 pedagang kelapa parut di bagian belakang Pasar Kota Wonogiri. Hampir semua pedagang kelapa parut itu kulak kelapa dari Pacitan.

Heramini mengaku kulakan kelapa dua kali dalam lima hari atau hari pasaran. Sekali kulakan sebanyak 400 buah dengan harga Rp5.000/buah. “Kelapa dari Wonogiri susah. Maksudnya enggak mesti ada. Kalau kualitas sebenarnya enggak beda jauh [dengan Pacitan],” kata Heramini.

Jumlah Tanaman Kelapa Berkurang

Berbeda dengan pedagang di Pasar Kota Wonogiri, pedagang kelapa parut di Pasar Ndringo, Kecamatan Giriwoyo, Sugeng, lebih memilih membeli kelapa langsung dari petani di Kecamatan Paranggupito.

Alasannya, Sugeng sudah memiliki relasi atau jaringan petani kelapa di wilayah paling selatan Kabupaten Wonogiri tersebut. “Kalau harganya sama [antara kelapa dari Wonogiri dengan Pacitan]. Selain itu kualitas kelapa Wonogiri juga enggak kalah,” jelas Sugeng.

Berdasarkan Data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan Pangan) Wonogiri, produksi kelapa di Wonogiri tidak ada kenaikan secara signifikan selama enam tahun terakhir atau 2017-2022 yaitu sekitar 7,9 ton/tahun. Sementara jumlah tanaman kelapa justru menurun.

Pada 2017 jumlah tanaman kelapa sebanyak 15.729 batang. Sedangkan pada 2023 tercatat sebanyak sebanyak 15.678 batang. Subkoordinator Bidang Perkebunan Dispertan Pangan Wonogiri, Parno, mengakui produksi kelapa di Wonogiri belum bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Namun, pada 2023 ini, ada penambahan tanaman kelapa baru sebanyak 22.000 batang yang ditanam di 20 desa di lima kecamatan. Hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan produksi kelapa di Wonogiri.

“Masalahnya itu sudah jarang sekali yang mau memanjat pohon kelapa buat memetik buahnya. Sudah jarang. Kalau pakai alat, operasionalnya yang mahal,”kata Parno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya