Soloraya
Sabtu, 12 September 2020 - 03:20 WIB

Pupuk Mendadak Langka, Petani di Klaten Bingung

Taufiq Sidik Prakoso  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani di Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, menebar pupuk di lahan pertaniannya pekan lalu. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, KLATEN – Petani di wilayah Klaten dibikin bingung ihwal ketersediaan pupuk bersubsidi. Pasalnya, stok pupuk bersubsidi yang dijual melalui kios pupuk lengkap menipis bahkan habis.

Gunakan Protokol Covid-19, Seorang Pasien Asal Kediri Dimakamkan di Baturetno Wonogiri

Advertisement

Salah satu petani di Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Suranto, 71, membenarkan kelangkaan pupuk bersubsidi itu. Sejak dia mulai menanam padi sekitar dua bulan lalu, petani yang menggarap tiga patok sawah itu kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi jenis urea. “Ngayelke. Wayahe ngrabuk malah angel [Menyebalkan. Ketika dibutuhkan, pupuk sulit diperoleh],” keluh Suranto saat ditemui Solopos.com di Sumberejo, Jumat (11/9/2020).

Suranto mengatakan saat ini dia sangat membutuhkan pupuk urea. Pupuk itu setidaknya bisa mengoptimalkan pertumbuhan tanaman padi hingga bisa panen secara maksimal. Namun, Suranto tak memperoleh pupuk urea bersubsidi hingga kini. “Benar-benar sudah tidak ada. Mau mencari ke kios lainnya juga sama saja,” kata Suranto.

Pupuk Langka di Klaten

Suranto mengakui di kios ada pupuk nonsubsidi tak terkecuali jenis urea. Hanya saja, Suranto masih berpikir ulang membeli pupuk nonsubsidi itu lantaran harganya hampir dua kali lipat dibandingkan pupuk subsidi. “Pupuk subsidi itu harganya kisaran Rp95.000 per sak. Sementara, pupuk nonsubsidi itu sekitar Rp160.000,” ungkap dia.

Advertisement

Kasus Terus Covid-19 Solo Melonjak, Batasan Usia Anak ke Mal Justru Dilonggarkan

Ketersediaan pupuk bersubsidi tahun ini berbeda jika dibandingkan tahun lalu. Suranto mengaku bisa mendapatkan pupuk bersubsidi dengan mudah tahun lalu. Dia hanya berharap stok pupuk bersubsidi segera ada agar hasil panen bisa maksimal.

Hal senada disampaikan Pardi, 56, petani asal Desa Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan. Dia juga mengaku pupuk urea bersubsidi belakangan sulit didapat. “Solusinya ya pakai pupuk nonsubsidi. Harganya tikel pindo [dua kali lipat],” tutur dia.

Advertisement

Pemilik kios pupuk lengkap di Desa Danguran, Kecamatan Klaten Selatan, Agus, membenarkan mayoritas stok pupuk bersubsidi di kiosnya hampir habis. Untuk pupuk bersubsidi jenis urea, dia mengakui sudah terserap 100 persen atau kosong.

Ada 6 Kampung Unik di Solo, Nomor 1 Kerap Buat Selfie

Dia menjelaskan biasanya saat awal tahun, pupuk bersubsidi yang didistribusikan ke kios baru dipenuhi sekitar 70-80 persen dari kebutuhan total sesuai e-RDKK. “Kekurangannya nanti dipenuhi pada semester II,” kata Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif