Soloraya
Kamis, 3 Mei 2012 - 16:24 WIB

PUPUK ORGANIK Belum Dipakai Secara Optimal

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembuatan pupuk organik (ilustrasi Espos/Farida Trisnaningtyas/dok)

Pembuatan pupuk organik (ilustrasi Espos/Farida Trisnaningtyas/dok)

BOYOLALI–Tingkat pemakaian pupuk organik di Boyolali masih tergolong rendah. Pasalnya, pupuk bersubsidi ini penggunaannya baru mencapai 558 ton pada triwulan pertama.

Advertisement

“Padahal alokasi pupuk organis untuk Boyolali ini sebanyak 6.112 ton. Target serapan di triwulan pertama seharusnya bisa mencapai 989,5 ton,” papar Kasi produksi padi Dinas pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Distanbunhut) Boyolali, Sugiarto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (3/5/2012).

Sugiarto menjelaskan dalam realisasinya serapan pupuk organik ini hanya mencapai 9,13% atau 558 ton dari total alokasi yang ditetapkan. Diakui, faktor penyebabnya karena petani enggan memakai pupuk organik.

Pasalnya, pemakaian pupuk yang ramah lingkungan ini hasilnya tidak bisa langsung dirasakan petani. Efeknya cukup lama dan masih menunggu panen berikutnya. Di samping itu, pada umumnya petani ingin segera melihat hasilnya segera.

Advertisement

“Banyak petani yang lahan garapannya berstatus sewa sehingga tidak  bisa menunggu terlalu lama untuk mendapatkan hasil panen baik. Mereka ingin efek pupuk itu bisa dirasakan langsung,” terangnya.

Ahasil, para petani lebih memilih menggunakan pupuk kimia dibandingkan organik. Sebab, khasiatnya bisa langsung terbukti saat panen. Pemakaian pupuk organik biasanya dilakukan petani yang memiliki lahan sendiri. Itu pun belum sepenuhnya menerapkan pemakaian pupuk organik secara menyeluruh.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif