SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Ilustrasi Pemeriksaan Tekanan Darah (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Pemeriksaan Tekanan Darah (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Terkait kritikan terhadap puskesmas pembantu (pustu) yang tutup lebih awal, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dr Ronny Roekmito, membenarnya jika sebagian besar pustu di Klaten sudah tutup sebelum saatnya. Hal itu disebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Menurutnya, dari 86 pustu yang tersebar di Klaten, 60% di antaranya hanya memiliki satu tenaga medis yakni seorang bidan desa. Sementara 40% di antaranya terdiri atas satu bidan dan satu perawat.

“Sesuai standar, satu pustu itu harus ada minimal satu bidan, satu perawat, satu petugas bagian obat, satu petugas administrasi dan satu petugas kebersihan,” tukas Ronny saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Selasa (14/8/2013).

Ronny menjelaskan, seorang bidan desa biasanya juga merangkap pekerjaan sebagai pembina kesehatan desa, posyandu, pos pembinaan terpadu (posbindu), pendidikan anak usia dini (PAUD), dan lain-lain. Akibat banyaknya pekerjaan yang harus diampu bidan desa, pustu yang sepi pengunjung terpaksa ditutup sebelum waktunya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dr Ronny Roekmito. (Dok/JIBI/Solopos)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, dr Ronny Roekmito. (Dok/JIBI/Solopos)

“Tutupnya pustu sebelum waktunya itu penyebabnya adalah kekurangan SDM. Berdasarkan audit BPKP [Badan Pengawas Keuangan Pembangunan], kami kekurangan 207 tenaga kesehatan.”

Ronny mengaku sudah mengusulkan penambahan tenaga kesehatan tersebut. Akan tetapi, usulan tersebut hanya dipenuhi sebagian kecil akibat kebijakan pembatasan kuota dari pemerintah pusat dan daerah. “Kebijakan moratorium perekrutan tenaga kesehatan juga menjadi kendala pemenuhan kekurangan SDM itu,” terang Ronny.

Diberitakan sebelumnya, sebagian besar dari puskesmas pembantu (pustu) yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Klaten hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB. Warga kesulitan berobat akibat tutupnya layanan kesehatan yang menjangkau masyarakat pedesaan tersebut.

Hal itu dikemukakan Ketua Fraksi Gerakan Pembangunan Bangsa DPRD Klaten, Muslim Fadhil. Menurut Muslim, keluhan tutupnya sebagian besar pustu yang ada di Klaten itu disampaikan banyak warga dalam kegiatan serap aspirasi yang digelarnya belum lama ini. Dia menganggap percuma jika terdapat fasilitas pustu di sebuah desa terpencil namun masyarakat setempat tidak bisa memanfaatkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya