Soloraya
Kamis, 23 Maret 2023 - 13:12 WIB

Puskesmas Sukoharjo Raih PPKM Award dari Presiden, Vaksin Booster ke-2 Jadi PR

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani menunjukkan penghargaan dari Kemenkes, saat ditemui pada Selasa (21/3/2023) di Sukoharjo. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang terlibat aktif dalam penanganan Covid-19. Penghargaan diberikan dalam bentuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Award 2023. Puskesmas Sukoharjo di Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu penerima penghargaan tersebut.

Penghargaan diberikan dalam 16 kategori, salah satunya Kategori Fasilitas Layanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Dalam kategori tersebut, ada 102 Puskesmas yang dinobatkan sebagai Puskesmas dengan Pengelolaan Vaksinasi Covid-19 terbaik dari seluruh Indonesia. Sementara di Jawa Tengah, hanya ada tiga Puskesmas yang mendapat penghargaan tersebut, salah satunya Puskesmas Sukoharjo.

Advertisement

“Informasi terkait penghargaan itu kami dapat lewat e-mail yang dikirim Kemenkes. Surat itu menyebutkan Puskesmas Sukoharjo meraih penghargaan dalam penanganan pandemi Covid-19 khususnya pengelolaan vaksinasi,” kata Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani,  Selasa (21/3/2023).

Penghargaan yang diberikan melalui virtual tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi pada Senin (20/3/ 2023). Dengan beberapa kategori di antaranya:

Advertisement

Penghargaan yang diberikan melalui virtual tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi pada Senin (20/3/ 2023). Dengan beberapa kategori di antaranya:

  1. Provinsi berkinerja terbaik
  2. Kabupaten/Kota berkinerja terbaik
  3. TNI, diberikan untuk Kodam terbaik dan Kodim terbaik
  4. Polri, diberikan untuk Polda terbaik dan Polres terbaik
  5. Puskesmas dengan pengelolaan vaksinasi Covid-19 terbaik
  6. Rumah Sakit dengan performa tata kelola Covid-19 terbaik
  7. Laboratorium dengan performa pemeriksaan Covid-19 terbaik.

Perempuan yang disapa Anik mengaku senangsetelah mendapat pemberitahuan itu. Hanya, ia belum mengetahui lebih lanjut terkait wujud penghargaan apakah akan berupa trofi, piagam, atau lainnya.

Selama pandemi Covid-19 Puskesmas Sukoharjo disebutnya selalu aktif melakukan update data melalui aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik (Smile) yang langsung terkoneksi dengan pemerintah pusat. Dia menyebut seluruh data yang dikirimnya sesuai kondisi vaksinasi yang ada.

Advertisement

“Puskesmas Sukoharjo ini membawahi 14 kelurahan, selama pandemi kami setiap hari memberikan layanan vaksinasi dan datanya selalu kami laporkan sesuai kondisi yang ada,” ujar Anik.

Antusiasme Masyarakat Rendah

Namun, untuk pelaksanaan vaksinasi booster tahap dua, Kunari mengakui antusiasme masyarakat masih rendah. Hingga saat ini vaksinasi booster tahap 2 di Puskesmas Sukoharjo baru mencapai 2,8%. Padahal sosialisasi terus digalakkan di setiap pertemuan warga.

Anik mengungkapkan banyak yang beranggapan  pandemi Covid-19 telah usai sehingga masyarakat merasa tak memerlukan lagi vaksinasi. Sementara tingkat vaksinasi booster 1 juga baru mencapai 40%. Hingga saat ini pihaknya  masih terus membuka layanan vaksinasi, baik di Puskesmas maupun di beberapa lokasi fasilitas umum.

Advertisement

Sementara itu, dalam data vaksinasi yang dilansir dalam dkk.sukoharjokab.go.id pada Kamis (23/3/2023) tercatat jumlah penerima vaksinasi booster kedua pada masyarakat umum dan rentan di Kabupaten Sukoharjo baru mencapai 1,53%. Sedangkan jumlah penerima vaksinasi booster kedua untuk lansia mencapai 1,69%, kelompok pelayanan publik 0,97%, kelompok tenaga kesehatan (naked) 77,92%.

Sementara itu warga Sukoharjo, Arif Nugroho, 38, saat berbincang dengan Solopos.com pada Kamis mengaku belum berencana melakukan vaksinasi booster kedua. “Soalnya saya rasa sudah longgar ya aturannya, di luar ruangan Presiden Jokowi juga sudah memperbolehkan tanpa masker. Kalau ke mana-mana yang jaraknya dekat juga tidak lagi pakai PCR atau scan Peduli Lindungi. Mungkin kalau nanti akan bepergian jauh bis vaksin dulu, karena kalau habis vaksin kadang badannya tidak enak jadi ntar-ntar dulu,” ujar Arif.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif