Soloraya
Sabtu, 24 Desember 2022 - 14:09 WIB

PWI Solo Sampaikan Pentingnya Media dalam Politik: Edukasi hingga Pengawasan

Nova Malinda  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana diskusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Boyolali dengan media di Media Center Bawaslu Boyolali, Kamis (22/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Media memiliki tiga peran penting dalam kontestasi politik 2024, yakni sarana informasi, edukasi sosialisasi, dan pengawasan.

Hal itu disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Solo, Anas Syahirul Alim, di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Boyolali, Kamis (22/12/2022).

Advertisement

Anas menganggap pemilu 2024 sangat kompleks dan rumit, oleh karena itu butuh pengawasan dari semua stakeholder.

“Saya yakin Bawaslu [Badan Pengawas Pemilu] tidak bisa bekerja sendiri untuk mengawasi tahapan-tahapan pemilu baik nanti pra tahapan pemilu maupun pasca tahapan pemilu. Karena banyak hal yang perlu diawasi, perlu kolaborasi dengan stakeholder salah satunya, media,” ucapnya saat di kantor Bawaslu Boyolali, Kamis (22/12/2022).

Advertisement

“Saya yakin Bawaslu [Badan Pengawas Pemilu] tidak bisa bekerja sendiri untuk mengawasi tahapan-tahapan pemilu baik nanti pra tahapan pemilu maupun pasca tahapan pemilu. Karena banyak hal yang perlu diawasi, perlu kolaborasi dengan stakeholder salah satunya, media,” ucapnya saat di kantor Bawaslu Boyolali, Kamis (22/12/2022).

Media sangat berperan saat pemilu, kata Anas, karena sebagai sarana informasi regulasi dan sarana edukasi. Termasuk untuk meningkatkan partisipasi pemilih itu juga bisa dengan menggunakan media.

Baca juga: Kilas Balik Jatuh Bangun Rezim Diempas Inflasi dan Krisis Ekonomi

Advertisement

“Kemungkinan juga ada gugatan-gugatan yang lain, itu juga harus diawasi teman-teman media,” kata dia.

Menurut Anas, peran pengawasan oleh media lebih fleksibel dibanding bawaslu. Dalam melakukan pengawasan, Bawaslu harus menghitung dan mencocokan dengan regulasi yang ada. Tapi kedudukan media bisa lebih fleksibel. Anas mengatakan media sangat penting dalam pengawasan pemilu.

Lebih lanjut, Anas menerangkan media juga bisa menjadi ruang perdebatan dan ruang aspirasi masyarakat.

Advertisement

“Misalnya masyarakat yang kecewa, masyarakat yang menemukan sesuatu bisa melaporkan lewat Bawaslu, bisa dengan media. Mungkin Bawaslu lebih administratif dan prosedural. Tapi dengan teman-teman media lebih fleksibel,” ucapnya.

Baca juga: 6 Media Digugat Rp100 Triliun, Dewan Pers Beri Dukungan Penuh

Ini dua mata uang yang bisa saling melengkapi terhadap pengawasan pemilu, kata Anas, targetnya pemilu yang fair, jujur, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Advertisement

Anas menekankan posisi media dalam netralitas pemilu penting. Ketika media tidak netral, maka bisa menjadi problematika.

“Jangan sampai media larut dalam kontestasi paslon, caleg, dan partai. Jangan sampai media masuk sana. Karena netralitas dan independensi media sangat dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.

Ketua Bawaslu Boyolali, Taryono menyadari bahwa Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri, sehingga perlu melibatkan semua elemen yang ada, termasuk pers.

“Pers menjadi elemen yang sangat penting karena bisa langsung menyentuh pada masyarakat,” ucapnya di lokasi yang sama.

Baca juga: Media Jangan Telan Mentah-Mentah Hasil Survei

Karena masyarakat bisa langsung membaca, kata Taryono, bisa langsung melihat di dalam televisi misalnya. Media akan lebih mudah menyampaikan kebijakan-kebijakan Bawaslu, juga mengedukasi masyarakat untuk pemilu pada 2024 ini.

“Harapan kami media bisa lebih intens lagi mengabarkan demokrasi ini, sehingga rakyat bisa semakin dewasa dalam berdemokrasi,” kata dia.

Dengan begitu, pemilu akan bermartabat dan bisa diterima hasilnya oleh masyarakat. Selain itu, legitimasi dari pemilu juga semakin diakui oleh masyarakat itu sendiri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif