SOLOPOS.COM - Museum Radya Pustaka (JIBI/Solopos/Dok)

Solo (Solopos.com) – Museum tertua di Indonesia Radya Pustaka bakal diruwat di Gedung Gondopuri, Sabtu (22/10) esok. Selain bertujuan menjaga tradisi Jawa, acara ruwatan dalam bentuk pementasan wayang tersebut juga dalam rangka mengembalikan pamor Radya Pustaka setelah bertubi-tubi didera berbagai kasus pencurian koleksinya.

Sekretaris Komite Museum Radya Pustaka Solo, Joko Darjata menjelaskan bahwa upaya ruwatan hanyalah salah satu langkah untuk mengembalikan kejayaan meseum dengan segudang koleksi pujangga Ranggawarsito tersebut. Sebab, pihaknya juga terus melakukan pembenahan di internal Radya Pustaka, mulai sisi keamanan, ketertiban, hingga estetika museum agar pengunjung merasa nyaman menikmati suasana Radya Pustaka. “Kami juga akan melakukan penataan ulang atas tata letak Museum Radya Pustaka. Kami akan menggandeng konsultan yang tahu betul seluk beluk estetika tata ruang,” paparnya kepada Espos.

Diakui Darjata, sejumlah kasus yang menimpa Museum Radya Pustaka selama ini menjadi pekerjaan rumah (PR) berat bagi komite untuk mengharumkan nama Radya Pustaka. Itulah sebanya, pihaknya akan menggelar berbagai kegiatan yang mampu mengangkat kembali nama Radya Pustaka sebagai museum kebanggaan Nusantara. “Ini tugas tak ringan. Kami juga minta dukungan semua pihak, termasuk media,” paparnya.

Komite juga akan menjalin kerjasama dengan sejumlah pakar ilmu Jawa dari berbagai universitas. Langkah tersebut juga dalam rangka menemukan kembali potensi-potensi Museum Radya Pustaka yang masih bisa dikembangkan. “Kami berharap, Radya Pustaka benar-benar terangkat namanya sebagai warisan dunia yang mengharumkan Kota Solo,” harapanya.

Sebagaimana diketahui, sejak awal tahun 2007 lalu hingga sekarang, Radya Pustaka tak henti didera kasus. Mulai pencurian arca, pemalsuan wayang, sengketa dengan keluarga Wiryodiningrat, hingga berbuntut panjang tak cairnya dana rehab museum yang sangat mendesak itu. Pembentukan Komite Museum untuk menggantikan kepemimpinan lama Mbah Hadi memang tak serta merta membalik segalanya. Sebab, kasus dari pengelola Museum warisan masa lalu kini bermunculan satu persatu. Sehingga, tenaga Komite Museum terkuras habis untuk menangani sejumlah kasus yang mencuat tersebut. Sebaliknya, program untuk mengangkat kembali pamor museum baik melalui promosi atau pembenahan museum tak kunjung terlaksana.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya