Soloraya
Minggu, 20 November 2022 - 13:25 WIB

Ragam Corak Budaya Indonesia di Ruang Sidang Muktamar 48 Aisyiyah di UMS

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana sidang pleno Muktamar Aisyiyah hari kedua di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sukoharjo, Minggu (20/11/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SUKOHARJO– Kekayaan budaya Indonesia mewarnai suasana Muktamar ke-48 Aisyiyah di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada hari kedua muktamar, Minggu (20/11/22). Para utusan mengenakan pakaian dengan kekhasan masing-masing.

Pantauan Solopos.com, pada sidang pleno Muktamar Aisyiyah, sejumlah peserta pleno mengenakan batik, tenun, dan hiasan kepala. Ada rombongan Sulawesi Selatan mengenakan tunik tenun berwarna dasar hitam dan dengan motif bunga.

Advertisement

Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Pangkep, Sulawesi Selatan, Sri hajati Fachrul, mengatakan pakaian yang dikenakan rombongan merupakan tenun Lagosi, sutera khas Sulawesi Selatan. Sutera tersebut masih banyak ditenun secara tradisional.

“Lagosi adalah ciri khas Sulawesi Selatan dan kebanggan, bahwa di sana ada kerajinan dari masyarakat Sulawesi Selatan yang kita banggakan dan tidak sama dengan daerah lain,” kata dia kepada tim media Muktamar ke-48 Aisyiyah.

Advertisement

“Lagosi adalah ciri khas Sulawesi Selatan dan kebanggan, bahwa di sana ada kerajinan dari masyarakat Sulawesi Selatan yang kita banggakan dan tidak sama dengan daerah lain,” kata dia kepada tim media Muktamar ke-48 Aisyiyah.

Baca Juga: PDA Jateng Berikan Layanan Pijat Selama Muktamar di UMS

Menurut Sri, ada 109 anggota muktamar dari Sulawesi Selatan mengenakan tunik dengan tenun Lagosi tersebut. Dinamakan Lagosi karena daerah asal pembuatannya bernama Desa Lagosi, sebuah desa yang terletak di Sengkang, Kabupaten Wajo.

Advertisement

Ketua PDA Bandar Lampung, Maryati Nasution, menjelaskan sejumlah 69 utusan muktamar dari Lampung seluruhnya mengenakan selendang tenun tapis.

Dia mengatakan kain tapis tersebut berasal dari daerah Pesisir Barat Krui yang sekarang sudah dikembangkan di berbagai daerah di Lampung.  Kekayaan alam berupa rebung dan binatang laut menjadi inspirasi warga setempat.

Menurut dia, Kain Tapis memiliki keragaman dari kualitas benang, motif, dan kehalusan tenunannya yang digunakan pada acara-acara khusus. “Di sini kami ingin menunjukkan kekayaan daerah Lampung yang menggambarkan juga keragaman budaya Indonesia,” ujarnya.

Advertisement

Baca Juga: Siti Walidah, Pejuang Pendidikan bagi Perempuan Muslim di Indonesia

Adapun agenda hari kedua Muktamar Aisyiyah ada empat agenda sidang pleno, yakni, Pengesahan Program Nasional Aisyiyah; Pengesahan Risalah Perempuan Berkemajuan; Pengesahan Isu-isu strategis keumatan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.

Selanjutnya ada pengesahan hasil pemilihan anggota PP Aisyiyah periode 2022 sampai 2027 dan rapat formatur terpilih.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif