SOLOPOS.COM - UJI COBA RAILBUS--Railbus melintas di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Selasa (12/7/2012) ketika dilakukan ujicoba. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

UJI COBA RAILBUS--Railbus melintas di Jalan Slamet Riyadi, Solo, ketika dilakukan ujicoba, Selasa (12/7/2012) . (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Kalangan DPRD Kota Solo menyatakan pesimistis Railbus Batara Kresna bisa dioperasikan tahun ini selama konsepnya masih tidak jelas. Terlebih karena infrastrukturnya juga belum sepenuhnya siap.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Supriyanto mengemukakan seharusnya konsep pengoperasian railbus tersebut dimatangkan terlebih dulu. Pihaknya menyesalkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang sejak awal tidak mengomunikasikan perihal railbus tersebut kepada DPRD.

“Seharusnya Pemkot dulu juga tidak asal terima bantuan dari pemerintah pusat, melainkan harus pula mempersiapkan konsep pengoperasiannya seperti apa. Sebab harus ada koordinasi juga dengan pemerintah daerah lainnya, termasuk konsekuensi terhadap beban anggaran baik untuk operasional maupun pemeliharaan railbus tersebut,” ujar Supriyanto ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/4/2012).

Menurut Supriyanto, pematangan konsep operasional tidak hanya terhadap railbus, melainkan moda transportasi lainnya seperti bus rapid transit (BRT) dan bus antarmoda yang merupakan bantuan baru dari pemerintah pusat.  Menurutnya, kesiapan infrastruktur merupakan hal yang mutlak karena hal itu menyangkut keselamatan dan kenyamanan penumpang.

“Jangan sampai program itu bersifat mendadak, tanpa perencanaan dan persiapan matang, hingga justru mubazir nantinya. Sebagai contoh ya railbus itu. Dari awal kan Pemkot tidak berkomunikasi dengan kami (DPRD) sehingga kalau harus mengalokasikan anggaran dari APBD untuk subsidi, ya kami tidak mau,” tegasnya.

Sementara Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Muhammad Rodhi menambahkan jika APBD harus mengalokasikan subsidi untuk sejumlah moda transportasi yang diterima Pemkot dari pemerintah pusat, pihaknya mempertanyakan kontribusinya kepada Kota Solo.

“Contohnya BST ( Batik Solo Trans-red) , kalau kita harus mengalokasikan subsidi untuk Damri, nantinya Solo dapat apa? Kalau memang harus mengalokasikan subsidi untuk BST, ya mending kita kelola sendiri saja, karena toh nantinya akan kembali ke masyarakat juga,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya